Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi memberikan sambutan di tengah pementasan wayang kulit Ki Dalang Rofit Ibrahim dengan iringan grup Gamelan Jepang Lambangsari di Tokyo, Sabtu, 12 Juni 2021. Foto: KBRI Tokyo
Dubes RI untuk Jepang Heri Akhmadi memberikan sambutan di tengah pementasan wayang kulit Ki Dalang Rofit Ibrahim dengan iringan grup Gamelan Jepang Lambangsari di Tokyo, Sabtu, 12 Juni 2021. Foto: KBRI Tokyo

Pementasan Grup Gamelan Lambangsari Pukau Publik Jepang

Wandi Yusuf • 13 Juni 2021 21:24
Jakarta: Pementasan grup gamelan Jawa asal Jepang, Lambangsari, memukau publik Jepang. Pemetasan wayang kulit yang berlangsung di Tokyo pada Sabtu, 12 Juni 2021 malam, itu berlangsung lancar di tengah pandemi covid-19.
 
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi, mengatakan apa yang dilakukan Lambangsari merupakan salah satu bentuk kontribusi penting dalam memajukan seni dan budaya Indonesia. Ia yakin pementasan ini sebagai wujud eratnya persahabatan kedua negara.
 
"Saya percaya persahabatan dua bangsa tidak hanya penting di tingkat pemerintahan, tetapi juga di tingkat masyarakat," kata Heri Akhmadi melalui keterangan tertulis, Minggu, 13 Juni 2021.

Heri mengapresiasi grup Lambangsari yang bertahun-tahun mempromosikan kesenian gamelan dan wayang di Jepang. Sebagai bentuk penghargaan, Heri menyerahkan piagam kepada grup Lambangsari usai pementasan.
 
Pimpinan Lambangsari, Kayo Kimura, menjelaskan grup ini didirikan pada 1985. Saat ini Lambangsari beranggotakan 17 orang Jepang. Selain aktif menggelar pementasan, Lambangsari juga mengajarkan musik gamelan Jawa kepada masyarakat Jepang.
 
"Saya mengajar karawitan Jawa di Tokyo. Murid-murid saya yang berjumlah 50 anak senang sekali belajar gamelan. Studio Lambangsari kami ada di Simbashi. Di situ ada 30 murid. Saya suka gamelan karena di situ kita harus main bersama-sama," kata Kayo Kimura. 
 

Tampilkan lakon Sumantri dan Sukrosono

Lambangsari menampilkan wayang kulit dengan lakon Sumantri dan Sukrosono. Lakon dipimpin Ki Dalang Rofit Ibrahim, 34, di hadapan 140 orang Jepang.
 
"Malam ini saya surprised. Ada seniman Indonesia yang tinggal di Jepang dan mampu menampilkan cerita yang sangat mengesankan. Dan direspon secara baik oleh publik Jepang. Semoga ini menjadi awal yang lebih baik. Kita akan support," kata Heri Akhmadi.
 
Rofit Ibharim dan istrinya, Hiromi Sasako, tinggal di Jepang sejak 16 tahun lalu. Rofit konsisten mempromosikan gamelan khas Jawa dan seni pewayangan.
 
Pemuda lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta 2004 ini membentuk kelompok gamelan Hanna Jos dan mendirikan Bintang Laras, sekolah musik gamelan di rumahnya. Gagasan itu muncul setelah melihat tingginya antusiasme masyarakat Jepang akan budaya asal Jawa.
 
"Sejak kecil saya menyenangi kesenian karawitan Jawa. Bersama istri, saya keliling Jepang untuk mengajar. Belakangan ini saya mengembangkan teknik mendalang berbahasa Jepang menggunakan tutur Jawa. Dengan begitu, orang Jepang bisa lebih tertarik belajar seni karawitan," kata Rofit.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan