Baca: Korut Ancam Lanjutkan Latihan Militer di Perbatasan.
Korea Utara telah menyerang Korea Selatan hampir setiap hari dalam beberapa pekan terakhir karena selebaran propaganda antiPyongyang diterbangkan dari Korea Selatan. Mereka menegaskan akan berurusan dengan Seoul sebagai musuh, memutus jalur komunikasi lintas batas dan bahkan meledakkan kantor penghubung bersama awal pekan ini.
"Ini baru permulaan. Suara keadilan yang meledak-ledak yang akan terus keluar jauh melampaui imajinasi mereka yang bersuara tentang apa yang bisa terungkap,” kata Rodong Sinmun, tentang penghancuran kantor penghubung hari Selasa.
"Kesabaran militer kita sudah habis. Pengumuman militer bahwa mereka sedang mempertimbangkan rencana aksi militer yang terperinci harus ditanggapi dengan serius,” sebut Rodong Sinmun, yang dikutip Kantor Berita Korsel, Yonhap, Kamis 18 Juni 2020.
Setelah kantor penghubung dihancurkan, militer Korut semakin meningkatkan ketegangan pada Rabu dengan mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengirim pasukan ke kompleks industri bersama yang sekarang ditutup di kota perbatasan barat Kaesong dan zona pariwisata Gunung Kumgang di pantai timur.
Korea Utara juga mengatakan akan memulihkan pos-pos penjagaan yang dihapus dari Zona Demiliterisasi yang memisahkan kedua pihak dan melanjutkan ‘semua jenis latihan militer reguler’ di dekat perbatasan antar-Korea. Bagi Korut, ini adalah satu langkah nyata untuk menghapuskan kesepakatan pengurangan ketegangan militer yang ditandatangani pada 2018.
Rodong Sinmun menyalahkan Korea Selatan karena menyebabkan kekacauan dalam hubungan antar-Korea dengan gagal mencegah pengiriman selebaran. “Korea Selatan yang meninggalkan ‘kepercayaan dan janji’ dan bahwa Korea Utara tidak akan membahas hubungan antar-Korea dengan Seoul lagi,” imbuh Rodong Sinmun.
Surat kabar itu juga mengatakan orang-orangnya siap untuk bergabung dalam kampanye besar-besaran pengiriman selebaran ke dalam apa yang disebutnya sebuah negara ‘yang merupakan rumah bagi sampah manusia’. Ini tampaknya merujuk pada pembelot Korea Utara yang telah menerbangkan selebaran antiPyongyang.
Korea Utara, bagaimanapun, tidak merilis pernyataan resmi baru pada Kamis pagi di tengah kekhawatiran bersiap untuk melakukan tindakan militer. Termasuk pengerahan kembali pasukan ke zona ekonomi perbatasan.
Pada Rabu, pelacak penerbangan mengatakan bahwa sebuah pesawat yang digunakan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-un terbang dari Pyongyang ke bagian timur negara itu, memicu spekulasi bahwa ia bisa saja pergi ke pantai timur untuk acara-acara provokatif, seperti peluncuran kapal selam rudal balistik baru.
Militer Korea Selatan telah memperingatkan Korut akan ‘membayar harga besar’ jika mengambil tindakan militer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News