Sebelumnya, Korut sempat mengancam akan melakukan latihan militer di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan negaranya dengan Korsel. Ancaman dilontarkan usai Pyongyang meledakkan kantor penghubung antar-Korea.
Ketegangan terbaru antar kedua negara dipicu beredarnya pamflet anti-Pyongyang di wilayah perbatasan. Penundaan aksi militer ini diharapkan dapat sedikit menurunkan ketegangan.
Dikutip dari BBC, Komisi Militer Sentral Korut telah mengambil keputusan usai berakhirnya rapat yang dipimpin Kim Jong-un. Komisi mengatakan penundaan diputuskan dengan mempertimbangkan situasi yang berkembang saat ini.
Selasa kemarin, Korut tengah bersiap mengirimkan pamflet propaganda ke arah Korsel. Langkah pengiriman disebut sebagai aksi balasan beredarnya selebaran anti-Pyongyang.
Badan cuaca Korut mengaku sedang mengamati arah angin dan kondisi cuaca terbaik untuk mengirimkan jutaan pamflet tersebut.
Selain pamflet, Korut juga memasang kembali pengeras suara di perbatasan. Selama ini, pengeras suara digunakan Korut maupun Korsel untuk sama-sama mengirimkan pesan propaganda.
Melihat tindakan Korut, Korsel pun berencana memasang kembali pengeras suara. Padahal, Korsel maupun Korut sudah melucuti pengeras suara usai disepakatinya Deklarasi Panmunjeom pada 2018.
Deklarasi Panmunjeom berisi mengenai komitmen Korut maupun Korsel untuk menghindari melakukan tindakan bermusuhan demi perdamaian di Semenanjung Korea.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News