Dilansir dari Bloomberg, Rabu, 24 November 2021, Beijing kini berjuang untuk mengatasi berbagai persoalan di dalam negeri, seperti angkatan kerja yang menua, pertumbuhan ekonomi lambat, hingga sedikitnya penambahan populasi.
Sejak 2016, Tiongkok mulai melonggarkan kebijakan satu anak dengan mengizinkan pasangan memiliki dua anak. Kebijakan satu anak dikenal sebagai aturan perencanaan keluarga terketat di dunia.
Pada 2021, Beijing bahkan memperbolehkan tiga anak di satu keluarga. Namun, sepertinya upaya tersebut gagal karena angka kelahiran tetap anjlok.
Laman Global Times melaporkan, persentase kelahiran di Tiongkok turun sebanyak satu persen. Angka ini paling rendah dalam 43 tahun terakhir.
Baca juga: Tiongkok Tegaskan Kasus Petenis Peng Shuai Bukan Isu Diplomatik
"Pada 2020, angka kelahiran tercatat 8,52 per seribu orang. Angka ini terendah sejak 1978," kata Biro Statistik Nasional Tiongkok.
Menurut mereka, pada 2019 angka kelahiran masih berada di 10,41 per seribu orang.
Sementara untuk perhitungan populasi per dekade, populasi di Tiongkok mengalami penurunan paling lambat semenjak 1960an.
Selain penurunan angka kelahiran, angka pernikahan turut merosot. Pada 2020 cuma 8.14 juta pasangan yang menikah. Angka pernikahan pada 2020 terendah sepanjang 17 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News