Deklarasi status darurat ini memicu lebih banyak aksi protes di Sri Lanka, negara yang dilanda krisis ekonomi akut sejak beberapa bulan terakhir.
"Sebagai presiden interim, perdana menteri telah mendeklarasikan status darurat nasional dan menerapkan jam malam di provinsi barat," ujar sekretaris pers Wickremesinghe, Dinouk Colombage, dikutip dari laman The Peninsula.
Ia mengatakan bahwa aturan jam malam langsung berlaku terhitung sejak deklarasi status darurat.
Dini hari tadi, Rajapaksa beserta istri dan pengawalnya melarikan diri ke Maladewa dengan menggunakan pesawat milik Angkatan Laut Sri Lanka. Ia meninggalkan Sri Lanka beberapa hari usai massa menduduki kantor dan kediaman resminya di ibu kota Kolombo.
Sebelum melarikan diri, Rajapaksa sudah bersedia untuk mengundurkan diri, yang dijadwalkan berlangsung secara resmi pada Rabu ini.
PM Wickremesinghe juga bersedia mengundurkan diri setelah terbentuknya pemerintahan interim yang akan berkuasa hingga berakhirnya masa jabatan Rajapaksa di tahun 2024. Pemerintahan interim akan terbentuk melalui pemilihan umum yang dijadwalkan berlangsung pada 20 Juli mendatang.
Rajapaksa dikabarkan telah mendarat di Maladewa. Kedatangannya disambut Ketua Parlemen Maladewa, Mohamed Nasheed di Bandara Internasional Velana.
Baca: Kabur, Presiden Sri Lanka Disambut Ketua Parlemen Maladewa di Bandara
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News