Ardern (42) mengatakan, dirinya tidak lagi memiliki 'tangki' (kemampuan) untuk terus memimpin negara, dan akan mundur paling lambat awal Februari. Ardern juga menegaskan, tidak akan mencalonkan diri kembali.
Chris Hipkins, seorang menteri di pemerintahannya dan pesaing utama untuk jabatan perdana menteri mengatakan, dia mengharapkan anggota parlemen dari Partai Buruh mencapai konsensus tentang kandidat baru. Namun, menolak mengatakan apakah dia berencana untuk mencalonkan diri.
"Kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa kami membuat keputusan ini demi kepentingan terbaik warga Selandia Baru," katanya, dilansir dari Newsweek.
"Mereka benar-benar akan tahu siapa pemimpin selanjutnya saat percakapan itu akhirnya berakhir," sambung Hipkins.
Pemungutan suara rencananya akan dilakukan pada Minggu mendatang. Jika seorang kandidat tidak dapat memperoleh dua pertiga dari suara yang tersedia, kontes kepemimpinan akan diberikan kepada anggota yang lebih luas.
Beberapa menteri Ardern ditunjuk sebagai kandidat yang mungkin untuk peran tersebut, termasuk Hipkins, mantan menteri Covid dan Menteri Pendidikan dan Polisi, serta Menteri Kehakiman Kiri Allen.
Ardern mengatakan, dia berniat untuk tetap netral selama pemilu.
"Saya pikir yang paling penting adalah kami fokus pada prosesnya, cepat, memastikan bahwa tim dapat bergerak cepat kembali ke fokus pada masalah yang penting bagi warga Selandia Baru," katanya.
Dia menambahkan, tidak menyesali keputusannya untuk mundur.
Pemenangnya akan menjadi perdana menteri hingga pemilihan umum berikutnya. Masa jabatan Ardern sebagai pemimpin akan berakhir paling lambat 7 Februari dan pemilihan umum akan diadakan pada 14 Oktober.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id