"Penjualan yang diusulkan akan membantu mempertahankan kepadatan rudal (Taiwan) dan memastikan kesiapan untuk operasi udara," kata Badan Kerja sama Keamanan Pertahanan Pentagon dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Rabu 6 April 2022.
Ia menambahkan Taiwan akan menggunakan pelatihan dan peralatan yang diusulkan sebagai "pencegah ancaman regional dan untuk memperkuat pertahanan tanah air."
Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut baik kesepakatan senjata -,yang ketiga disetujui di bawah Presiden AS Joe Biden,- dengan mengatakan itu akan membantu melindungi dari "ekspansi dan provokasi militer yang berkelanjutan" dari Beijing.
"Dalam menghadapi ekspansi dan provokasi militer Tiongkok yang terus berlanjut, Taiwan harus sepenuhnya menunjukkan tekad kuatnya untuk mempertahankan diri," kata sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan.
"Pemerintah kami akan terus memperkuat pertahanan diri dan kemampuan tempur asimetris kami,” imbuh pernyataan itu.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, kesepakatan yang direncanakan itu diharapkan akan berlaku dalam satu bulan.
Pembelian senjata terbaru terjadi saat Taiwan mengamati dengan seksama perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, karena Taiwan juga hidup di bawah ancaman invasi oleh tetangga raksasa. Tiongkok menganggap Taiwan sebagai wilayahnya dan telah berulang kali bersumpah untuk merebutnya suatu hari nanti, dengan paksa jika perlu.
Beijing telah secara dramatis meningkatkan deru pedangnya dalam beberapa tahun terakhir, mengirim 969 pesawat tempur mereka ke zona pertahanan udara Taiwan pada 2021. Menurut database yang dikumpulkan oleh AFP, pengiriman itu lebih dari dua kali lipat dari sekitar 380 pada tahun 2020.
Taiwan telah mencatat sekitar 280 pesawat tempur memasuki zona itu sepanjang tahun ini. Kekuatan Barat, termasuk tetangga regional Jepang dan Korea Selatan, telah melihat dengan kekhawatiran yang meningkat pada desain Beijing di Taiwan di bawah Presiden Xi Jinping.
Pada Selasa, Australia mengumumkan sedang mempercepat rencana untuk membeli rudal jarak jauh, mengutip ancaman baru yang ditimbulkan oleh Rusia dan Tiongkok, termasuk potensi invasi ke Taiwan.
“Ada asumsi kerja bahwa tindakan agresi oleh Tiongkok terhadap Taiwan mungkin terjadi pada tahun 2040-an. Saya pikir garis waktu sekarang telah dikompresi secara dramatis,” ujar Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan kepada televisi Seven Network.
Washington tetap menjadi sekutu terpenting Taipei dan pemasok senjata terkemuka meskipun mengalihkan pengakuan diplomatik ke Beijing pada 1979.
Patriot adalah sistem rudal permukaan-ke-udara yang sangat lincah yang akan menjadi pertahanan penting melawan pesawat tempur Tiongkok.
Mantan Presiden AS Donald Trump menggenjot penjualan senjata besar-besaran ke Taiwan selama masa jabatannya saat ia berseteru dengan Beijing mengenai sejumlah masalah mulai dari perdagangan hingga keamanan nasional. Penjualan termasuk drone, sistem rudal dan jet tempur generasi baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News