Dalam komunike tersebut terdapat beberapa poin mengenai Tiongkok, termasuk seputar isu Hong Kong, Xinjiang, hak asasi manusia (HAM), kemaritiman, situasi di Ukraina, dan perdamaian serta stabilitas di sepanjang Selat Taiwan.
"Posisi Tiongkok atas isu-isu seperti Hong Kong, Xinjiang serta Taiwan dan juga berbagai hal seputar maritim sudah sangat jelas dan konsisten," ucap Zhao, dilansir dari Xinhua, Selasa, 17 Mei 2022.
"Komunike G7 yang begitu panjang dipenuhi tuduhan-tuduhan gila yang bahkan tidak layak dibantah. (G7) telah mengintervensi urusan internal Tiongkok dan juga mencoreng citra negara, dan sekali lagi juga melayangkan tekanan kepada Tiongkok dengan menggunakan dalih seperti konflik Rusia-Ukraina," sambungnya.
Zhao mendorong G7 untuk menegakkan sistem internasional dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai porosnya. G7 juga diminta mematuhi hukum internasional dan norma-norma dasar dalam menjalin hubungan di level global sesuai dengan piagam PBB.
Sekali lagi, Zhao menyerukan G7 untuk menghormati kedaulatan Tiongkok, dan berhenti melakukan intervensi urusan internal dalam bentuk apa pun.
"Kami mendorong G7 untuk mengambil tindakan demi kepentingan perdamaian dan pertumbuhan dunia. Berhenti menerapkan standar ganda atau lebih. Berhenti mengirim pesawat atau kapal perang ke negara-negara lain hanya untuk memamerkan kekuatan," tegas Zhao.
"Berhenti mendorong revolusi di negara-negara lain. Berhenti menjatuhkan sanksi ilegal, dan berhenti membuat kebohongan serta rumor palsu mengenai Tiongkok," lanjutnya.
Tidak berhenti sampai di situ, Zhao juga mendorong G7 untuk menjaga multilateralisme sejati, memperkuat kerja sama dengan PBB dan G20 serta organisasi global lain, dan berhenti menerapkan mentalitas Perang Dingin.
Baca: Tiongkok Minta G7 Berhenti Menebar Fitnah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News