Seruan disampaikan usai Afghanistan diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,1 yang menewaskan lebih dari 1000 orang dan membuat ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal.
Gempa dahsyat mengguncang Afghanistan pada Rabu kemarin, merusak dan menghancurkan sekitar 10 ribu rumah dan melukai lebih dari 2000 orang. Guncangan terjadi di tengah lemahnya sistem kesehatan Afghanistan yang telah terpukul krisis ekonomi serta pandemi.
"Emirat Islam (Afghanistan) meminta dunia untuk memberikan hak dasar masyarakat kami, yaitu hak untuk hidup melalui pencabutan sanksi dan pencairan aset beku kami," kata Abdul Qahar Balkhi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan bentukan Taliban, dikutip dari ibtimes, Minggu, 26 Juni 2022.
Walau bantuan kemanusiaan terus mengalir ke Afghanistan, aliran dana yang dibutuhkan untuk pembangunan jangka panjang di negara tersebut terhenti sejak Taliban berkuasa pada Agustus 2021.
Kekuasaan Taliban yang kini menguasai semua sendiri kehidupan masyarakat belum mendapat pengakuan resmi dari negara mana pun di dunia.
Miliaran dolar AS di cadangan bank sentral Afghanistan masih dibekukan di luar negeri. Serangkaian sanksi juga menghambat kinerja perbankan Afghanistan, di saat negara-negara Barat menyerukan Taliban untuk lebih memerhatikan hak asasi manusia, termasuk untuk kalangan perempuan.
Baca: Gempa Tambah Masalah Afghanistan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News