Pyongyang: Kim Yo-Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un, sekali lagi membantah adanya pertukaran senjata dengan Rusia. Hal tersebut ditegaskannya melalui Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Jumat 17 Mei 2024.
Sebelumnya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menuduh Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, yang mereka serang pada Februari 2022. Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan tersebut, namun tahun lalu berjanji untuk memperdalam hubungan militer.
Hubungan antara kedua negara telah menguat secara dramatis setelah kunjungan Kim Jong-Un ke timur jauh Rusia pada bulan September dan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin.
“Laporan mengenai kesepakatan senjata Korea Utara-Rusia adalah salah dan merupakan teori paling tidak masuk akal yang tidak pantas dievaluasi atau ditafsirkan oleh siapa pun,” tegas Kim Yo-Jong, menurut laporan KCNA, dikutip dari VOA News.
“Pengembangan senjata Korea Utara tidak dimaksudkan untuk ekspor tetapi untuk pertahanan melawan Korea Selatan,” ungkap Yo-Jong.
Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena konflik mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian.
Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru pada Kamis terhadap dua individu Rusia dan tiga perusahaan Rusia karena memfasilitasi transfer senjata antara Rusia dan Korea Utara, termasuk rudal balistik untuk digunakan di Ukraina.
Puing-puing dari sebuah rudal yang mendarat di kota Kharkiv, Ukraina pada 2 Januari, berasal dari rudal balistik seri Hwasong-11 Korea Utara, kata pemantau sanksi PBB kepada komite Dewan Keamanan dalam sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters.
Para pemimpin mitra utama Korea Utara, Tiongkok dan Rusia, bertemu pada hari Kamis dan mengkritik Washington dan sekutunya atas “intimidasi di bidang militer” terhadap Korea Utara, menurut pernyataan bersama Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Di tengah meningkatnya kemitraan antara Moskow dan Pyongyang, Duta Besar Korea Utara untuk Rusia pada hari Kamis menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka AS dan mengatakan Rusia akan menang dalam konfliknya dengan Kiev, KCNA melaporkan.
Sebelumnya Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) menuduh Korea Utara mentransfer senjata ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina, yang mereka serang pada Februari 2022. Baik Moskow maupun Pyongyang membantah tuduhan tersebut, namun tahun lalu berjanji untuk memperdalam hubungan militer.
Hubungan antara kedua negara telah menguat secara dramatis setelah kunjungan Kim Jong-Un ke timur jauh Rusia pada bulan September dan pertemuan puncak dengan Presiden Vladimir Putin.
“Laporan mengenai kesepakatan senjata Korea Utara-Rusia adalah salah dan merupakan teori paling tidak masuk akal yang tidak pantas dievaluasi atau ditafsirkan oleh siapa pun,” tegas Kim Yo-Jong, menurut laporan KCNA, dikutip dari VOA News.
“Pengembangan senjata Korea Utara tidak dimaksudkan untuk ekspor tetapi untuk pertahanan melawan Korea Selatan,” ungkap Yo-Jong.
Korea Utara dan Selatan secara teknis masih berperang karena konflik mereka pada tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian.
Sementara itu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru pada Kamis terhadap dua individu Rusia dan tiga perusahaan Rusia karena memfasilitasi transfer senjata antara Rusia dan Korea Utara, termasuk rudal balistik untuk digunakan di Ukraina.
Puing-puing dari sebuah rudal yang mendarat di kota Kharkiv, Ukraina pada 2 Januari, berasal dari rudal balistik seri Hwasong-11 Korea Utara, kata pemantau sanksi PBB kepada komite Dewan Keamanan dalam sebuah laporan yang dilihat oleh Reuters.
Para pemimpin mitra utama Korea Utara, Tiongkok dan Rusia, bertemu pada hari Kamis dan mengkritik Washington dan sekutunya atas “intimidasi di bidang militer” terhadap Korea Utara, menurut pernyataan bersama Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Di tengah meningkatnya kemitraan antara Moskow dan Pyongyang, Duta Besar Korea Utara untuk Rusia pada hari Kamis menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka AS dan mengatakan Rusia akan menang dalam konfliknya dengan Kiev, KCNA melaporkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News