Beijing: Para pejabat kesehatan global mencoba menentukan fakta wabah covid-19 yang mengamuk di Tiongkok dan bagaimana mencegah penyebaran lebih lanjut. Sementara di saat bersamaan, media Tiongkok mendorong warga untuk meraih kemenangan akhir melawan virus tersebut.
Penghapusan pembatasan aturan covid-19 Tiongkok yang ketat bulan lalu telah melepaskan covid-19 pada 1,4 miliar populasi. Besarnya populasi itu hanya memiliki sedikit kekebalan alami yang terlindung dari virus sejak muncul di kota Wuhan tiga tahun lalu.
Banyak rumah duka mengatakan, mereka kewalahan, dan pakar kesehatan internasional memperkirakan setidaknya satu juta kematian di Tiongkok tahun ini. Namun Negeri Tirai Bambu telah melaporkan lima atau lebih sedikit kematian per hari sejak perubahan kebijakan.
"Itu benar-benar konyol," kata warga Beijing berusia 66 tahun yang hanya memberikan nama belakangnya Zhang tentang jumlah resmi korban tewas.
"Empat kerabat dekat saya meninggal. Itu hanya dari satu keluarga. Saya berharap pemerintah akan jujur kepada masyarakat dan seluruh dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di sini,” ujarnya, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 4 Januari 2023.
Tiongkok sendiri telah menolak skeptisisme internasional terhadap statistiknya sebagai upaya bermotivasi politik untuk menodai pencapaiannya dalam memerangi virus.
"Tiongkok dan rakyat Tiongkok pasti akan memenangkan kemenangan akhir melawan epidemi," kata People's Daily, dalam sebuah tajuk rencana.
People's Daily turut membantah kritik terhadap tiga tahun isolasi, penguncian, dan pengujian di Tiongkok yang memicu protes bersejarah akhir tahun ini.
Setelah mencabut pembatasan, Beijing membalas keputusan beberapa negara yang bersikeras bahwa pengunjung dari Tiongkok menunjukkan tes covid-19 pra-keberangkatan. Beijing mengatakan, aturan itu tidak masuk akal dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Jepang menjadi negara terbaru yang mewajibkan tes negatif bagi warga Tiongkok, bergabung dengan Amerika Serikat, Australia, dan lainnya. Pejabat kesehatan Uni Eropa akan bertemu pada Rabu untuk membahas tanggapan terkoordinasi terhadap perjalanan Tiongkok.
Tiongkok, yang sebagian besar telah ditutup dari dunia sejak pandemi dimulai, akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk ke karantina mulai 8 Januari. Tetapi negara itu masih akan menuntut agar penumpang yang datang diuji sebelum mereka memulai perjalanan mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Penghapusan pembatasan aturan covid-19 Tiongkok yang ketat bulan lalu telah melepaskan covid-19 pada 1,4 miliar populasi. Besarnya populasi itu hanya memiliki sedikit kekebalan alami yang terlindung dari virus sejak muncul di kota Wuhan tiga tahun lalu.
Banyak rumah duka mengatakan, mereka kewalahan, dan pakar kesehatan internasional memperkirakan setidaknya satu juta kematian di Tiongkok tahun ini. Namun Negeri Tirai Bambu telah melaporkan lima atau lebih sedikit kematian per hari sejak perubahan kebijakan.
| Baca: Tiongkok Ancam Negara yang Periksa Warganya Terkait Covid-19. |
"Itu benar-benar konyol," kata warga Beijing berusia 66 tahun yang hanya memberikan nama belakangnya Zhang tentang jumlah resmi korban tewas.
"Empat kerabat dekat saya meninggal. Itu hanya dari satu keluarga. Saya berharap pemerintah akan jujur kepada masyarakat dan seluruh dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di sini,” ujarnya, seperti dikutip Channel News Asia, Rabu 4 Januari 2023.
Tiongkok sendiri telah menolak skeptisisme internasional terhadap statistiknya sebagai upaya bermotivasi politik untuk menodai pencapaiannya dalam memerangi virus.
"Tiongkok dan rakyat Tiongkok pasti akan memenangkan kemenangan akhir melawan epidemi," kata People's Daily, dalam sebuah tajuk rencana.
People's Daily turut membantah kritik terhadap tiga tahun isolasi, penguncian, dan pengujian di Tiongkok yang memicu protes bersejarah akhir tahun ini.
Setelah mencabut pembatasan, Beijing membalas keputusan beberapa negara yang bersikeras bahwa pengunjung dari Tiongkok menunjukkan tes covid-19 pra-keberangkatan. Beijing mengatakan, aturan itu tidak masuk akal dan tidak memiliki dasar ilmiah.
Jepang menjadi negara terbaru yang mewajibkan tes negatif bagi warga Tiongkok, bergabung dengan Amerika Serikat, Australia, dan lainnya. Pejabat kesehatan Uni Eropa akan bertemu pada Rabu untuk membahas tanggapan terkoordinasi terhadap perjalanan Tiongkok.
Tiongkok, yang sebagian besar telah ditutup dari dunia sejak pandemi dimulai, akan berhenti mewajibkan pelancong yang masuk ke karantina mulai 8 Januari. Tetapi negara itu masih akan menuntut agar penumpang yang datang diuji sebelum mereka memulai perjalanan mereka.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id