Berbicara di Forum Energy pada Selasa, 12 Juli 2022, PM Albanese mengatakan bahwa infrastruktur dan kebijakan energi Australia saat ini belum cukup untuk mengatasi krisis bahan bakar global yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina.
Ia menekankan kembali janji mengenalkan legislasi iklim terbaru, termasuk target memangkas emisi sebesar 43 persen di tahun 2030 dan nol pada 2050.
"Ini adalah hari baru. Ini adalah era baru. Kita perlu bertindak, dan kita akan mengambil tindakan," ujar PM Albanese, dilansir dari The Straits Times.
PM Albanese mengambil alih kekuasaan lewat sebuah pemilihan umum pada Mei lalu, di saat minimnya aksi Australia terhadap perubahan iklim menjadi isu utama dalam kampanye.
Walau Partai Buruh meraih mayoritas di majelis rendah parlemen Australia, PM Albanese akan dimintai pertanggungjawaban oleh sejumlah anggota parlemen baru usai berkampanye mengenai aksi yang lebih kuat dalam menangani perubahan iklim.
Partai Hijau Australia dan anggota parlemen independen David Pocock memegang keseimbangan kekuasaan di Senat Australia, membuat pemerintahan PM Albanese memiliki ketergantungan kepada mereka dalam meloloskan suatu legislasi.
Baca: PM Australia Bertekad Cari Solusi Jangka Panjang Isu Perubahan Iklim
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News