Mishustin melontarkan komentar itu pada Rabu 24 Mei 2023 selama pembicaraan dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang di Beijing.
Perdana menteri, yang juga bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping, adalah pejabat tertinggi Rusia yang mengunjungi Beijing sejak pasukan Moskow menginvasi Ukraina tahun lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kunjungannya dilakukan setelah Rusia dan Tiongkok bereaksi keras terhadap deklarasi akhir pekan negara G7 yang memilih kedua negara dalam berbagai masalah termasuk Ukraina.
Dengan perang di Ukraina di tahun kedua dan Rusia semakin merasakan beban sanksi Barat, Moskow bersandar pada Tiongkok untuk mendapatkan dukungan. Perdagangan antar negara mencapai rekor USD190 miliar tahun lalu, menurut data bea cukai Tiongkok
“Hari ini, hubungan antara Rusia dan Tiongkok berada pada tingkat tinggi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Mishustin kepada Li setelah sambutan meriah di Beijing, seperti dikutip AFP, Kamis 25 Mei 2023.
“Mereka dicirikan dengan saling menghormati kepentingan satu sama lain, keinginan untuk bersama-sama menjawab tantangan, yang terkait dengan meningkatnya turbulensi di arena internasional dan pola tekanan sensasional dari kolektif Barat,” katanya.
Li, pada gilirannya, memuji “kemitraan kerja sama strategis yang komprehensif antara Tiongkok dan Rusia di era baru”.
Dia mencatat bahwa perdagangan bilateral telah mencapai USD70 miliar sepanjang tahun ini, sebuah angka yang menandai peningkatan dari tahun ke tahun lebih dari 40 persen.
“Skala investasi antara kedua negara juga terus meningkat. Proyek strategis skala besar terus berkembang,” ucap Li.
Setelah pembicaraan, para menteri dari kedua negara menandatangani serangkaian perjanjian tentang kerja sama perdagangan jasa dan olahraga, serta paten dan ekspor millet Rusia ke Tiongkok.
Mishustin didampingi oleh pejabat tinggi, termasuk Wakil Perdana Menteri Alexander Novak, yang menangani kebijakan energi.
Pelanggan utama Rusia
Tiongkok tahun lalu menjadi pelanggan energi utama Rusia karena ekspor gas Moskow anjlok karena serangkaian sanksi Barat atas perang di Ukraina.Menurut media pemerintah Rusia, Novak mengatakan dalam forum Selasa di Shanghai bahwa pasokan energi Rusia ke Tiongkok akan meningkat 40 persen Year on Year(YoY) pada 2023.
Analis mengatakan Tiongkok berada di atas angin dalam hubungan dengan Rusia, dan pengaruhnya tumbuh ketika dunia melawan Moskow atas perangnya di Ukraina.
Negeri Tirai Bambu mengatakan itu adalah pihak netral antara Rusia dan Ukraina dan ingin membantu menengahi untuk mengakhiri konflik. Tiongkok telah menolak kritik Barat terhadap hubungan dengan Rusia, bersikeras bahwa hubungan mereka tidak melanggar norma internasional.
Awal bulan ini, utusan khusus Beijing untuk urusan Eurasia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan pejabat pemerintah lainnya untuk melakukan pembicaraan di Kyiv. Kunjungan oleh Li Hui mengikuti panggilan telepon bulan lalu antara Zelensky dan Xi yang digambarkan oleh pemimpin Ukraina sebagai "panjang dan bermakna". Panggilan itu menandai kontak pertama yang diketahui antara keduanya sejak invasi Rusia dimulai.
“Li Hui, utusan khusus Beijing, dijadwalkan mengunjungi Rusia pada Jumat,” kantor berita Rusia TASS melaporkan.
Tiongkok mengeluarkan rencana perdamaian untuk Ukraina pada bulan Februari tetapi sebagian besar sekutu Kyiv menolaknya, bersikeras bahwa Putin harus menarik pasukannya.
Rencana perdamaian 10 poin Zelensky sendiri mencakup pengadilan untuk mengadili kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id