Ratusan pendukung berkumpul di sekitar rumah mantan PM Pakistan Imran Khan di Lahore, Minggu, 5 Maret 2023. (Arif ALI / AFP)
Ratusan pendukung berkumpul di sekitar rumah mantan PM Pakistan Imran Khan di Lahore, Minggu, 5 Maret 2023. (Arif ALI / AFP)

Mantan PM Imran Khan Diburu Polisi hingga ke Rumahnya di Lahore

Willy Haryono • 05 Maret 2023 19:28
Islamabad: Kepolisian Pakistan mengatakan bahwa petugas mereka pada hari Minggu ini, 5 Maret 2023, berusaha menangkap mantan perdana menteri Imran Khan yang sedang terjerat beberapa kasus hukum usai dirinya menekan pemerintah untuk mengadakan pemilihan umum dini.
 
Jajaran kepolisian Islamabad tiba di rumah Khan di Lahore, yang dikelilingi ratusan pendukungnya. Petugas tidak dapat menemukan Khan.
 
"Sebuah tim polisi dari Islamabad telah tiba di Lahore untuk menangkap Imran Khan guna mematuhi perintah pengadilan," kata Kepolisian Islamabad via Twitter.

"Imran Khan enggan untuk menyerah. Inspektur Polisi telah masuk ke ruangan, tapi Imran Khan tidak ada di sana," sambungnya, mengutip dari laman Gulf Today.
 
Surat perintah penangkapan dikeluarkan setelah Khan gagal hadir di pengadilan dalam kasus korupsi pada 28 Februari lalu. Khan dituduh gagal mengumumkan hadiah yang diterima selama ia menjabat, atau keuntungan yang diperoleh dari menjualnya.
 
Pejabat pemerintah harus mengumumkan semua hadiah, tetapi diizinkan untuk menyimpannya di bawah nilai tertentu.
 
Wakil Ketua Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf, Shah Mehmood Qureshi, mengatakan kepada wartawan di Lahore bahwa, "Kami telah menerima pemberitahuan dari polisi Islamabad. Surat pemberitahuan itu tidak berisi perintah penangkapan."
 
"Kami akan berkonsultasi dengan pengacara kami dan mengikuti proses hukum," sambungnya.
 
Pengadilan Pakistan sering digunakan untuk mengikat anggota parlemen dalam proses membosankan dan berbelit-belit, yang dikritik pemantau hak asasi manusia (HAM) karena dinilai melumpuhkan oposisi politik.
 
Khan, yang ditembak saat unjuk rasa tahun lalu, telah berusaha mengganggu politik di negara Asia Selatan itu sejak ia dipaksa keluar dari jabatannya dalam mosi tidak percaya di bulan April.
 
Baca juga:  Selamat dari Penembakan, Mantan PM Pakistan Kembali Pawai Politik
 
Ia telah mendorong pemungutan suara lebih awal dari jadwal semula paling lambat Oktober tahun ini. Ia telah beberapa kali menggelar aksi protes, menarik diri dari parlemen dan membubarkan dua majelis provinsi yang dikendalikan partainya dalam upaya memaksa pemerintah.
 
Negara berpenduduk lebih dari 220 juta jiwa itu berada dalam kesulitan ekonomi parah dengan inflasi yang tak terkendali, cadangan devisa yang minim, dan pembicaraan dana talangan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang mandek.
 
Untuk menarik Paistan keluar dari spiral krisis, Perdana Menteri Shehbaz Sharif sedang berjuang menghidupkan kembali tahap berikutnya dari kesepakatan pinjaman USD6,5 miliar yang dibuat dengan IMF pada 2019.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan