Negara termiskin di bekas Uni Soviet tersebut mencatat terdapat puluhan infeksi covid-19 di sana. Namun, tidak ada kematian sejak awal tahun.
Para ahli meragukan statistik pemerintah di sana. Mereka mengatakan pengujian tidak dilakukan secara meluas.
"Kami dapat mengatakan dengan yakin bahwa tidak ada virus korona di Tajikistan saat ini," kata Rakhmon dalam pidatonya di depan Parlemen.
"Tapi kita tidak boleh santai dan melupakan aturan kebersihan pribadi serta publik," imbuh dia dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 26 Januari 2021.
Ia menambahkan, saat ini penerbangan sudah dibuka di sana. Ia berharap banyak turis yang akan datang ke negaranya.
"Setiap orang yang masuk ke negara kami, termasuk warga negara kita, harus dikarantina di bawah pengawasan dokter keluarga di rumah selama 14 hari," seru Rakhmon.
Pemerintah Tajikistan terlambat mengumumkan kasus perdana covid-19 mereka. Pada 30 April - saat perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap terbang ke sana - Tajikistan mengumumkan 15 orang terinfeksi untuk pertama kalinya.
Usai pengumuman ini, masjid-masjid akan kembali dibuka di negara mayoritas Muslim berpenduduk 9,5 juta orang tersebut. Pembukaan akan dilakukan pekan depan usai Tajikistan menutup diri selama sembulan bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News