"Di dalam pertemuan GABF, saya sampaikan bahwa dunia usaha harus berperan dalam mengatasi tindak pidana perdagangan manusia dan kerja paksa dalam kegiatan usaha dan rantai pasok mereka," kata Retno, dikutip dari pernyataan pers virtualnya, Jumat, 10 Februari 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Retno menyampaikan data bahwa International Labour Organization (ILO) memperkirakan setiap hari ada 27,6 juta orang yang menjadi korban kerja paksa. Retno menambahkan, mayoritas kasus tersebut bermula dari buruknya proses rekrutmen yang termasuk dilakukan melalui tindak pidana perdagangan orang.
"Saya juga tekankan dalam pertemuan GABF mengenai pentingnya kemitraan pemerintah dan sektor swasta, untuk memerangi perdagangan orang," kata Retno.
"Saya juga garisbawahi perlunya perhatian khusus terhadap makin maraknya online job scam," sambungnya.
Dalam pernyataan persnya, Retno mengatakan, ada beberapa poin penting dari diskusi GABF tersebut.
Baca juga: Menkumham Yasonna Dorong Upaya Kolektif Mengatasi Perdagangan Orang
"Krisis ekonomi dan sosial telah berdampak pada peningkatan tindak pidana perdagangan orang dan eksploitasi tenaga kerja," katanya.
"Kemudian perlunya dunia usaha melakukan transparansi rantai pasok yang etis dan perlindungn pekerja sebagai upaya memberantas tindak pidana perdagangan orang di sektor swasta," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Retno, perlu adanya kolaborasi pemanfaatan teknologi untuk memerangi perdagangan manusia.
Dari sisi Indonesia, perwakilan bisnis diwakilkan oleh Boy Thohir. Retno mengatakan, dalam forum tersebut, Boy Thohir berinisiatif menyelenggarakan tech forum, dengan fokus pada techpreneur.
Tech Forum ini rencananya akan dilakukan paruh kedua tahun 2023.
"Forum ini, akan memberikan langkah konkret yang akan dilakukan swasta dan pemerintah, termasuk memerangi perdagangan manusia terkait dengan online scam," pungkas Retno.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News