Dalam kasus yang memicu kemarahan global, Bilkis Bano dan dua anaknya adalah satu-satunya yang selamat di antara sekelompok 17 Muslim yang diserang oleh gerombolan Hindu di negara bagian barat Gujarat pada 2002.
Bilkis sedang hamil pada saat itu dan tujuh dari mereka yang tewas adalah kerabat termasuk putrinya yang berusia tiga tahun. Serangan itu terjadi ketika Perdana Menteri India saat ini Narendra Modi menjadi perdana menteri negara bagian Gujarat.
Sebelas pria Hindu kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tetapi dibebaskan pada Senin 15 Agustus 2022. Kebebasan pelaku itu dilakukan Pemerintah Gujarat bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-75 kemerdekaan India.
Para penyerang, yang dibebaskan mengikuti rekomendasi panel pemerintah negara bagian, disambut oleh kerabat di luar penjara yang memberi mereka permen dan menyentuh kaki mereka sebagai tanda penghormatan tradisional India.
Bilkis mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pengacaranya pada Rabu bahwa dia "kehilangan kata-kata. Saya masih mati rasa."
"Saya memercayai pengadilan tertinggi di tanah kami. Saya memercayai sistemnya, dan saya belajar perlahan untuk hidup dengan trauma saya,” ujar Bilkis Bano, seperti dikutip AFP, Jumat 19 Agustus 2022.
"Pembebasan para narapidana ini telah merenggut kedamaian saya dan menggoyahkan keyakinan saya akan keadilan. Kesedihan saya dan keyakinan saya yang goyah bukan untuk diri saya sendiri tetapi untuk setiap wanita yang berjuang untuk keadilan di pengadilan," tegasnya.
Pada Kamis puluhan orang melakukan demonstrasi di New Delhi menentang pembebasan orang-orang tersebut.
Politisi oposisi Rahul Gandhi, cucu mantan Perdana Menteri Indira Gandhi, menulis tweet: "Perdana Menteri...seluruh negeri melihat perbedaan antara kata-kata dan perbuatan Anda."
Modi dituduh menutup mata terhadap kerusuhan tersebut tetapi dibebaskan dari kesalahan pada 2012, dua tahun sebelum menjadi pemimpin negara mayoritas Hindu yang berpenduduk 200 juta Muslim.
“Bias BJP untuk sebuah agama sedemikian rupa sehingga bahkan pemerkosaan brutal & kejahatan kebencian dapat dimaafkan,” kata politisi Muslim terkemuka Asaduddin Owaisi, merujuk pada Partai Bharatiya Janata, partai nasionalis Hindu yang dipimpin Modi.
Pemerintah negara bagian Gujarat, yang dikuasai oleh BJP, membela keputusan untuk membebaskan orang-orang itu.
"Pengampunan dari 11 terpidana dipertimbangkan setelah mengambil berbagai faktor seperti hukuman penjara seumur hidup di India yang biasanya 14 tahun atau lebih, usia, perilaku orang tersebut dan sebagainya," pejabat senior Raj Kumar kepada Hindustan Times.
Menurut jumlah resmi, sekitar 1.000 orang, sebagian besar Muslim, dibacok, dipukuli, ditembak atau dibakar sampai mati dalam kerusuhan. Kerusuhan meletus setelah 59 peziarah Hindu tewas dalam kebakaran kereta api yang secara keliru dituduhkan pada massa Muslim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News