"Perlu lebih dari sekadar harapan untuk membawa kita ke masa depan lebih baik. Sayangnya, posisi kami (perempuan) saat ini jauh dari kata baik," ungkapnya dalam pidato secara virtual di B20 Summit, Bali, Senin, 14 November 2022.
Ia mengatakan, kemajuan bagi perempuan dan anak perempuan 'terbalik' di banyak negara. Hak dan kebebasan perempuan, katanya, telah dicabut secara paksa.
Beberapa kerugian tersebut diatur atau dipaksakan oleh otoritas, kepada perlawanan yang secara berani diungkapkan. Sementara yang lainnya dipertajam krisis global, seperti pandemi Covid-19.
Pandemi, kata Anne, membawa dampak buruk bagi semua, namun dampaknya terasa lebih berat di kalangan perempuan. Ia menuturkan, ada intensifikasi menakutkan dari kekerasan dalam rumah tangga perempuan. Di sisi lain, ancaman lain terhadap keselamatan perempuan adalah hilangnya peluang ekonomi secara seismik.
"Ironisnya, pandemi juga menunjukkan kepada kita betapa kemajuan masa depan bergantung pada keterampilan dan kepemimpinan perempuan," tutur Anne.
Baca juga: Anne Hathaway Bakal Datang ke Bali Pekan Depan, Ngapain?
"Perempuan mempertahankan sistem perawatan kesehatan dan menemukan vaksin yang menyelamatkan jiwa," sambungnya.
Anne mengatakan bahwa perempuan berulang kali tidak dihargai, tak bisa berpartisipasi, dan berkontribusi dalam banyak hal, termasuk seputar penanganan pandemi.
Padahal, katanya, perempuan banyak berjasa dalam perawatan kesehatan dunia di tengah Covid-19. Bahkan, banyak perawat perempuan yang tidak mendapatkan bayaran di kala pandemi.
"Kita harus berhenti mengandalkan perempuan untuk membuatnya bekerja, tapi sebaliknya, secara proaktif memungkinkan dukungan dan pekerjaan perawatan dengan kompensasi yang adil," kata Anne.
Ia mengatakan, UN Women telah mengamati pemulihan ekonomi pada perempuan. Menurutnya, pemerintah, bisnis dan masyarakat sipil dapat memainkan peran dalam hal ini.
"UN Women mengusulkan tindakan praktis dan segera. Meminta pemerintah mendukung layanan perawatan, mendanai mereka lewat pajak yang dibayarkan, memprioritaskan penciptaan tempat kerja yang ramah keluarga, yang mencakup jam kerja fleksibel, cuti orang tua berbayar, dan fasilitas penitipan anak," sambungnya.
Hal ini menurutnya adalah waktu untuk memulihkan kehilangan yang dialami perempuan, dan juga mengakhiri status quo yang membuat ketidaksetaraan terus berkembang.
"Jadilah arsitek masa depan yang lebih baik dengan melakukan apa yang belum pernah dilakukan orang lain secara efektif sebelumnya. Prioritaskan perempuan untuk kebaikan semua," pungkas Anne.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News