Kendaraan lapis baja milik milter Amerika Serikat (AS) yang ditinggalkan di Afghanistan. Foto: AFP
Kendaraan lapis baja milik milter Amerika Serikat (AS) yang ditinggalkan di Afghanistan. Foto: AFP

Tinggalkan Afghanistan, Militer AS Preteli Pesawat dan Kendaraan Taktis

Fajar Nugraha • 31 Agustus 2021 08:41
Kabul: Militer Amerika Serikat (AS) melumpuhkan sejumlah pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi di Bandara Kabul, Afghanistan. Pelucutan itu dilakukan sebelum angkat kaki dari Afghanistan pada Senin 30 Agustus 2021.
 
Kepala Komando Pusat Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan, 73 pesawat yang sudah berada di Bandara Internasional Hamid Karzai "dimiliterisasi," atau dianggap tidak berguna. Hal itu dilakukan oleh pasukan AS sebelum mereka menyelesaikan evakuasi dua minggu dari negara yang dikuasai Taliban.
 
"Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi. Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun," kata McKenzie, seperti dikutip AFP, Selasa 31 Agustus 2021.

"Sebagian besar dari mereka tidak mampu melakukan misi sejak awal. Tapi yang pasti mereka tidak akan pernah bisa diterbangkan lagi,” ungkapnya.
 
Dia mengatakan, Pentagon yang membangun kekuatan hampir 6.000 tentara untuk menduduki dan mengoperasikan bandara Kabul ketika pengangkutan udara dimulai pada 14 Agustus, meninggalkan sekitar 70 kendaraan taktis lapis baja MRAP - yang masing-masing harganya bisa mencapai USD1 juta. Kendaraan itu dinonaktifkan bersama juga 27 Humvee.
 
“Kendaraan tidak akan pernah digunakan lagi oleh siapa pun," imbuh McKenzie.
 
AS juga meninggalkan sistem C-RAM -,roket penangkal, artileri, dan mortir,-yang digunakan untuk melindungi bandara dari serangan roket.
 
Sistem ini membantu menangkis serangan lima roket dari Islamic State (ISIS) pada Senin. “Kami memilih untuk menjaga sistem itu tetap beroperasi hingga menit terakhir sebelum pesawat AS terakhir pergi,” kata McKenzie.
 
"Ini adalah prosedur yang rumit dan prosedur yang memakan waktu lama untuk menghancurkan sistem itu. Jadi kami mendemiliterisasi sistem itu sehingga tidak akan pernah digunakan lagi,” pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan