Seorang diplomat senior dan ajudan dekat pemimpin Korut Kim Jong-un, Choe sudah sejak lama menangani isu senjata nuklir dan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS).
Penunjukan Choe dilakukan dala sebuah rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh Korut yang dipimpin langsung Kim Jong-un. Menurut keterangan media Korean Central News Agency (KCNA), pertemuan digelar dua hari sejak Jumat kemarin.
Choe menggantikan Ri Son-gwon, seorang tokoh garis keras Korut dengan latar belakang militer. Ri dipercaya Kim sebagai tokoh kunci dalam menangani segala isu terkait Korea Selatan (Korsel). Sebelumnya, Ri pernah menjadi perwakilan dialog militer antar-Korea.
Dalam pertemuan komite, Kim Jong-un kembali menyampaikan tekadnya untuk meningkatkan persenjataan negara di tengah situasi keamanan yang disebutnya parah.
Baca: Kim Jong-un Bertekad Tingkatkan Persenjataan Korut
Selasa kemarin, Utusan Khusus AS untuk Korut Sung Kim mengatakan bahwa Pyongyang dapat "sewaktu-waktu" melakukan uji coba nuklir. Ia menegaskan bahwa respons AS terhadap langkah semacam itu akan diambil berdasarkan koordinasi "erat" dengan mitra-mitra kawasan seperti Korsel dan Jepang.
Pernyataan terbaru Kim dalam rapat pleno terbaru di Pyongyang tidak melibatkan kritik maupun kecaman terhadap AS atau Korsel.
Selama ini, Kim menyebut tekadnya dalam meningkatkan persenjataan Korut merupakan hak kedaulatan negara dalam menjaga keamanan dalam negeri.
Selain soal persenjataan, rapat pleno Partai Buruh Korut juga membahas beberapa isu kunci lainnya, termasuk upaya memperlambat penyebaran Covid-19 serta langkah-langkah pemulihan ekonomi.
Rapat pleno yang dipimpin Kim berlangsung usai Korut melakukan rentetan aksi provokasi berupa uji coba senjata, dengan yang terbaru adalah peluncuran delapan rudal balistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News