Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berencana memperkuat kerja sama militer kedua negara bulan depan. Hal ini termasuk pembicaraan mengenai potensi perubahan terbesar pada struktur komando Washington di negara Asia Timur itu dalam beberapa dekade terakhir.
Negeri paman Sam akan mempertimbangkan untuk menunjuk seorang komandan bintang empat untuk mengawasi pasukannya di Negeri Sakura sebagai pengganti kepala markas Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) yang diusulkan untuk mengawasi seluruh operasi militer di negara tersebut.
Biden dan Kishida akan mengungkap rencana mereka ketika mereka bertemu pada 10 April di Washington, Financial Times melaporkan.
“Kami sedang berdiskusi tentang bagaimana rencana komando gabungan kami dapat memperkuat kerja sama dengan AS dan Korea Selatan,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi kemarin pada konferensi pers reguler ketika ditanya tentang laporan tersebut, seperti dilansir dari Malay Mail pada Selasa, 26 Maret 2024.
Agenda pertemuan puncak Biden-Kishida belum diputuskan, tambahnya.
Kishida ingin mendirikan markas komando gabungan sebelum akhir Maret 2025. Tokyo mengatakan pihaknya memiliki keprihatinan serius atas meningkatnya kekuatan militer China dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap Taiwan, yang mana berjarak sekitar 100 km dari wilayah Jepang.
Latihan Gabungan AS-Jepang
Berbeda dengan negara tetangga Korea Selatan, di mana pasukan AS dan Korea Selatan dapat beroperasi di bawah komando terpadu di bawah jenderal bintang empat, pasukan udara, darat, dan laut. Sedangkan pasukan AS di
hanya memiliki komandan bintang tiga dan tidak memiliki wewenang apa pun atas pasukan Jepang.
Seorang komandan bintang empat, pangkat tertinggi di masa damai di salah satu cabang militer AS, akan menyamai pangkat rekan Jepang di markas baru. Seorang perwira AS dengan pangkat tersebut mungkin meletakkan dasar bagi kesatuan komando Jepang-AS di masa depan, kata para ahli.
Namun, beberapa pejabat AS ingin setiap komandan baru AS di sana hanya bertanggung jawab atas latihan gabungan, pelatihan, dan berbagi informasi dengan markas SDF yang baru, kata salah satu sumber, yang keduanya meminta untuk tidak disebutkan namanya saat berbicara pada media.
Gedung Putih, Dewan Keamanan Nasional AS dan Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
Paham Pasifisme
Pentagon pada hari Senin mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional Jepang Akiba Takeo.
“Kedua pejabat tersebut menyoroti bidang-bidang untuk momentum Aliansi lebih lanjut dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka,” demikian pernyataan Pentagon setelah pertemuan tersebut.
Jepang sangat penting bagi kekuatan militer AS di Asia, karena menampung 54.000 tentara Amerika, ratusan pesawat, dan satu-satunya kelompok penyerang kapal induk yang dikerahkan di garis depan Washington. Pangkalan di pulau-pulau Jepang memungkinkan Amerika Serikat untuk memproyeksikan kekuatan militer di seluruh wilayah dan mengekang pengaruh Tiongkok.
Kerja sama yang lebih erat antara kedua sekutu ini terjadi ketika Jepang menjauh dari paham pasifisme pascaperang yang telah membentuk perencanaan pertahanannya selama beberapa dekade.
Pada akhir tahun 2022, Jepang berjanji untuk menggandakan belanja pertahanan menjadi 2 persen dari produk domestik bruto, termasuk uang untuk pengadaan rudal jelajah yang dapat menyerang kapal atau sasaran darat yang berjarak 1.000 km. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: Halau Ancaman Korut dan Tiongkok, AS-Jepang Perkuat Aliansi Pertahanan
Cek Berita dan Artikel yang lain di