Beijing: Chengdu yang merupakan salah satu ibu kota sebelah barat daya Tiongkok, tepatnya di Provinsi Sichuan memperpanjang masa karantina pada kebanyakan wilayah pada Selasa. Perpanjangan ini dilakukan dengan harapan dapat menghentikan persebaran kasus covid-19 di kota dengan 21, 2 juta penduduk.
Pemerintah setempat sendiri mengabarkan bahwa ada 116 kasus baru yang tercatat semenjak 121 hari yang lalu. Dari semua kasus yang dilaporkan, 57 kasus covid ini bergejala dan 59 lainnya tidak memiliki gejala apapun.
“Karantina ini kemungkinan besar akan dicabut pada Rabu, namun pejabat pemerintahan wilayah setempat mengatakan bahwa ada risiko penularan di masyarakat pada beberapa tempat,” ujar pihak berwajib di Kota Chengdu, seperti yang dikutip dalam laman The New Arab, pada Kamis, 8 September 2022.
Saat ini, penduduk yang sedang berada dalam masa karantina akan melakukan tes swab setiap hari. Meski begitu, belum dapat dipastikan kapan karantina akan selesai.
Segelintir penduduk dari berbagai wilayah pun direncanakan akan dilepas dari masa karantina mereka dan akan menjalani serangkaian tes massal pada 9 dan 11 September 2022.
Chengdu sendiri merupakan kota besar yang harus menjalani masa karantina pada minggu kemarin setelah kasus covid-19 meningkat di beberapa wilayah. Hal itu membuat petugas harus melakukan ronde lain dalam pengecekan virus covid-19 secara besar-besaran.
Karena covid ini juga, sekitar 90 persen dari penerbangan bandara Shuangliu milik Chengdu terpaksa dibatalkan pada Senin kemarin. Sampai dengan tahun ini, Tiongkok masih harus melawan varian dari Omicron yang tergolong cepat penyebarannya, yang memaksakan mereka harus melakukan karantina dengan beberapa tingkatan di kota-kota untuk menghentikan penyebarannya.
Sementara itu, di Shanghai sendiri, masa karantina terjadi selama dua bulan, yaitu pada bulan April dan Mei dikarenakan Shanghai adalah salah satu kota yang paling menonjol untuk menerapkan kebijakan covid nol dinamis dari Tiongkok, di mana infeksi akan disingkirkan saat gejala mulai timbul. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Pemerintah setempat sendiri mengabarkan bahwa ada 116 kasus baru yang tercatat semenjak 121 hari yang lalu. Dari semua kasus yang dilaporkan, 57 kasus covid ini bergejala dan 59 lainnya tidak memiliki gejala apapun.
“Karantina ini kemungkinan besar akan dicabut pada Rabu, namun pejabat pemerintahan wilayah setempat mengatakan bahwa ada risiko penularan di masyarakat pada beberapa tempat,” ujar pihak berwajib di Kota Chengdu, seperti yang dikutip dalam laman The New Arab, pada Kamis, 8 September 2022.
Saat ini, penduduk yang sedang berada dalam masa karantina akan melakukan tes swab setiap hari. Meski begitu, belum dapat dipastikan kapan karantina akan selesai.
Segelintir penduduk dari berbagai wilayah pun direncanakan akan dilepas dari masa karantina mereka dan akan menjalani serangkaian tes massal pada 9 dan 11 September 2022.
Chengdu sendiri merupakan kota besar yang harus menjalani masa karantina pada minggu kemarin setelah kasus covid-19 meningkat di beberapa wilayah. Hal itu membuat petugas harus melakukan ronde lain dalam pengecekan virus covid-19 secara besar-besaran.
Karena covid ini juga, sekitar 90 persen dari penerbangan bandara Shuangliu milik Chengdu terpaksa dibatalkan pada Senin kemarin. Sampai dengan tahun ini, Tiongkok masih harus melawan varian dari Omicron yang tergolong cepat penyebarannya, yang memaksakan mereka harus melakukan karantina dengan beberapa tingkatan di kota-kota untuk menghentikan penyebarannya.
Sementara itu, di Shanghai sendiri, masa karantina terjadi selama dua bulan, yaitu pada bulan April dan Mei dikarenakan Shanghai adalah salah satu kota yang paling menonjol untuk menerapkan kebijakan covid nol dinamis dari Tiongkok, di mana infeksi akan disingkirkan saat gejala mulai timbul. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News