"Salat Iduladha dengan protokol kesehatan, membatasi kapasitas, memeriksa latar belakang peserta, pemeriksaan suhu tubuh, dan pakai masker," kata Dino dalam tayangan Live Event Idul Adha Metro TV pada Selasa, 20 Juli 2021.
Dino menjelaskan pemeriksaan latar belakang jemaah dilakukan melalui aplikasi di handphone. Aplikasi ini mampu merekam jejak seseorang terkait riwayat perjalanan atau tempat yang telah dikunjungi sebelumnya.
"Mereka tahu seseorang itu telah jalan dari mana saja, sehingga diketahui benar mereka sehat dan tidak membawa virus saat menjalankan ibadah," ujarnya.
Semangat umat Islam pun disebut terlihat pada salah satu komplek masjid tertua di Beijing, yaitu Masjid Niujie yang menjadi pusat komunitas muslim di Kota Dinasti Ming ini. Masjid ini dibangun sejak 998 Masehi.
"Komplek masjid dilengkapi dengan taman, sekitarnya pun tempat permukiman umat Islam dengan makanan halal seperti kambing panggang dan beberapa sop," jelas Dino.
Masyarakat muslim di Beijing pun tidak dapat melakukan penyembelihan hewan kurban secara sembarangan. Dino menyebutkan terdapat aturan pendaftaran tempat pada seminggu sebelum penyembelihan, serta wajib memiliki keahlian higienitas.
Dino menambahkan jumlah masyarakat muslim Indonesia menurun dalam perayaan Iduladha kali ini. Hal ini dikarenakan mahasiswa masih melakukan belajar online dari Indonesia.
"Tidak lebih dari 2.000 orang, sedangkan dalam kondisi normal bisa sampai 15 ribu orang," tuturnya.
Meskipun begitu, Dino menegaskan kemeriahan silaturahmi tetap menyinari umat Islam di Beijing. Masyarakat secara kekeluargaan melakukan ramah tamah di Wisma Duta.
Dino tak lupa mengajak masyarakat Indonesia untuk mencontoh masyarakat di sana dalam menghadapi pandemi.
"Masyarakat Tiongkok memiliki kedisiplinan yang tinggi, kesetiakawanan, dan atensi sosial yang sangat kuat,” katanya. (Nadia Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News