Taliban kembali berkuasa di Afghanistan dalam sebuah operasi kilat pada Agustus lalu, setelah mereka sempat terdepak dari kekuasaan di tahun 2001.
Pernyataan terbaru Taliban merupakan respons atas ucapan Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West. Melalui Twitter, West mengatakan Washington sudah berulang kali menekankan kepada Taliban bahwa jika mereka merebut kekuasaan dengan cara kekerasan, bukan negosiasi, maka penyaluran bantuan non-kemanusiaan ke Afghanistan akan dihentikan.
Bukan sekadar ancaman, AS benar-benar menghentikan aliran bantuan non-kemanusiaan dari ke Afghanistan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan bentukan Taliban, Abdul Qahar Balkhi, menilai pernyataan AS tersebut secara tidak langsung mengakui krisis kemanusiaan di Afghanistan sudah terjadi sebelum Agustus tahun ini.
"Masalah ekonomi (di Afghanistan) telah diwariskan ke pemerintahan baru. Itulah kenapa, semua pihak harus menjalankan tanggung jawab masing-masing dalam mengatasi isu ini," ujar Balkhi, dilansir dari Anadolu Agency, Minggu, 21 November 2021.
Saat ini, West mengatakan bahwa Washington masih akan terus mengawasi dan menjalin diplomasi secara terang-terangan dengan Taliban. Ia juga menekankan akan terus mendukung masyarakat Afghanistan dengan menyalurkan bantuan kemanusiaan.
"Kami telah memberikan USD474 juta tahun ini (untuk masyarakat Afghanistan). Kami mengapresiasi upaya para mitra dan sekutu kami dalam membantu PBB serta aktor-aktor kemanusiaan meningkatkan kebutuhan (masyarakat Afghanistan) pada musim dingin tahun ini," tulis West di Twitter.
Baca: PBB: Hampir 23 Juta Warga Afghanistan Hadapi Kelaparan Akut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News