Sejak berkuasa kembali di Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban 'memundurkan' kembali hak-hak perempuan Afghanistan yang didapat selama dua dekade terakhir.
"Pendidikan adalah hak saya. Buka kembali sekolah!" teriak para demonstran, dikutip dari Al Arabiya News. Banyak dari mereka memakai penutup wajah saat berunjuk rasa di depan gedung kementerian pendidikan.
Para pedemo berjalan beberapa ratus meter dari gedung kementerian, dan aksi protes berakhir setelah Taliban mengerahkan petugas berpakaian sipil ke jalan.
"Kami ingin membacakan sebuah deklarasi, tapi Taliban tidak membolehkkannya," ucap seorang pengunjuk rasa bernama Zholia Parsi.
"Mereka mengambil telepon genggam beberapa perempuan, dan juga mencegah kami dalam mengambil gambar atau video aksi unjuk rasa," sambungnya.
Setelah berkuasa kembali di Afghanistan, Taliban berjanji akan menjadi kelompok yang lebih moderat dari sebelumnya. Namun saat ini Taliban telah banyak memberlakukan aturan keras, terutama terkait hak-hak perempuan.
Puluhan ribu anak perempuan di Afghanistan kini belum bisa memasuki sekolah menengah, dan banyak juga wanita yang tidak dapat menjalankan pekerjaan mereka di kantor-kantor pemerintahan.
Perempuan di Afghanistan juga dilarang bepergian seorang diri, dan hanya bisa mengunjungi tempat-tempat publik seperti taman di hari yang berbeda dengan pria.
Bulan ini, pemimpin agung Taliban Hibatullah Akhundzada mengatakan bahwa perempuan secara umum sebaiknya tetap tinggal di dalam rumah. Jika harus keluar, mereka diwajibkan untuk menutupi seluruh badan sepenuhnya, termasuk di bagian wajah.
Baca: Dipaksa Taliban, Presenter Perempuan Afghanistan Tutupi Wajah Saat Siaran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News