Rumah sakit di Tiongkok merawat pasien covid-19. Foto: AFP
Rumah sakit di Tiongkok merawat pasien covid-19. Foto: AFP

Media Tiongkok Remehkan Keparahan Gelombang Baru Covid-19

Fajar Nugraha • 04 Januari 2023 16:53
Beijing: Media pemerintah di Tiongkok mengecilkan keparahan lonjakan infeksi covid-19. Sementara para ilmuwan Negeri Panda memberi pengarahan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah mencari informasi terperinci tentang evolusi virus.
 
Badan global tersebut telah mengundang para ilmuwan untuk mempresentasikan data terperinci tentang pengurutan virus pada pertemuan kelompok penasehat teknis pada Selasa. WHO turut meminta Negeri Tirai Bambu untuk berbagi data tentang rawat inap, kematian, dan vaksinasi.
 
WHO akan berkomunikasi nanti. Sementara juru bicara sebelumnya mengatakan pihaknya mengharapkan ‘diskusi terperinci’ tentang varian yang beredar di Tiongkok dan secara global.

Pelonggaran aturan dari kontrol covid-19 pada 7 Desember, serta keakuratan data kasus dan kematiannya, telah mendapat pengawasan yang meningkat di dalam dan luar negeri.
 
Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebut pembatasan masuk perjalanan yang diberlakukan oleh beberapa negara sebagai "tidak masuk akal", dengan mengatakan mereka "tidak memiliki dasar ilmiah".
 
"Kami bersedia meningkatkan komunikasi dengan dunia," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning kepada wartawan di Beijing.
 
"Tapi, kami dengan tegas menentang upaya untuk memanipulasi langkah-langkah pencegahan dan pengendalian epidemi untuk tujuan politik,” imbuh Mao Ning.
 
WHO telah mendesak pejabat kesehatan Tiongkok untuk secara teratur membagikan informasi spesifik dan real-time tentang wabah tersebut.
 
Seorang pejabat Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak mau mengomentari pertemuan hari Selasa, tetapi menggemakan seruan WHO untuk meminta informasi lebih lanjut.
 
"Pakar dan pejabat kesehatan masyarakat, termasuk di Amerika Serikat, telah menjelaskan bahwa penting bagi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berbagi data urutan genomik epidemiologis dan virus yang lebih memadai dan transparan," kata pejabat itu.
 
"Ini untuk kepentingan Tiongkok dan komunitas internasional dan sangat penting untuk mengidentifikasi setiap varian potensial,” sebut pejanat itu.
 
Pergeseran Tiongkok dari kebijakan "nol-COVID" yang telah diperjuangkan oleh Presiden Xi Jinping mengikuti protes yang mewakili pertunjukan pembangkangan publik terkuat selama satu dekade berkuasa dan bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam hampir setengah abad.
 
Ketika virus menyebar tanpa terkendali, rumah duka telah melaporkan lonjakan permintaan untuk layanan mereka dan pakar kesehatan internasional memperkirakan setidaknya 1 juta kematian di Tiongkok tahun ini.
 
Tiongkok sendiri melaporkan tiga kematian akibat covid-19 baru untuk Senin, menjadikan jumlah kematian resmi sejak pandemi mulai menjadi 5.253.

Relatif ringan

Pada Selasa, People's Daily mengutip para ahli Tiongkok yang mengatakan penyakit yang disebabkan oleh virus itu relatif ringan bagi kebanyakan orang.
 
"Penyakit parah dan kritis menyumbang tiga persen hingga persen persen dari pasien yang terinfeksi saat ini dirawat di rumah sakit yang ditunjuk di Beijing," kata Tong Zhaohui, Wakil Presiden Rumah Sakit Chaoyang, Beijing, kepada surat kabar itu.
 
Kang Yan, kepala Rumah Sakit Tianfu Tiongkok Barat, Universitas Sichuan, mengatakan bahwa dalam tiga minggu terakhir 46 pasien telah dirawat di unit perawatan intensif, mewakili sekitar 1 persen dari infeksi bergejala.
 
Sedangkan dua ilmuwan terkemuka dan anggota komite WHO mengatakan sebelum pertemuan mereka akan mencari "gambaran yang lebih realistis" tentang situasi di Tiongkok. Mereka tidak berkomentar lebih lanjut setelah itu berakhir.
 
Tetapi beberapa ahli meragukan bahwa Beijing akan berterus terang.
 
"Saya kira Tiongkok tidak akan tulus dalam mengungkapkan informasi," kata Alfred Wu, profesor di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew di National University of Singapore.
 
"Mereka lebih suka menyimpannya untuk diri mereka sendiri atau mereka akan mengatakan tidak ada yang terjadi, tidak ada yang baru. Perasaan saya sendiri adalah bahwa kita dapat berasumsi bahwa tidak ada yang baru tetapi masalahnya adalah masalah transparansi Tiongkok selalu ada,” pungkasnya.
 

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan