Jajaran petinggi Taliban berjalan di area Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. (WAKIL KOHSAR / AFP)
Jajaran petinggi Taliban berjalan di area Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, 31 Agustus 2021. (WAKIL KOHSAR / AFP)

Taliban Hadapi 3 Tantangan Utama Setelah Kepergian Pasukan AS

Marcheilla Ariesta • 31 Agustus 2021 15:57
Kabul: Kelompok Taliban menghadapi tiga tantangan utama setelah pasukan Amerika Serikat dan sekutunya meninggalkan Afghanistan pada Senin malam. Ketiga tantangan itu adalah ekonomi, kesehatan dan diplomasi.
 
Perekonomian di Afghanistan sangat menyedihkan, terlebih setelah dana internasional mengering sejak meningkatnya serangan Taliban di seluruh negeri. Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia telah menangguhkan aliran dananya ke negara tersebut.
 
Uni Eropa dan Jerman juga membekukan dana pembangunan untuk Afghanistan, dengan total nilai mencapai 1 miliar Euro (setara Rp16,8 triliun).

"Pembekuan dana ini berlaku hingga tujuh tahun ke depan, sampai Taliban dapat memenuhi persyaratan tertentu, terutama hak asasi manusia," kata pejabat Uni Eropa, dilansir dari EuroNews, Selasa, 31 Agustus 2021.
 
Mayoritas dari miliaran dolar yang disimpan Afghanistan dalam cadangan devisa sekarang dibekukan di AS. Akibatnya, mata uang Afghanistan sekarang mengalami depresiasi.
 
Bank di Afghanistan telah menerapkan kontrol penarikan di tengah kekhawatiran kehabisan simpanan dalam ketidakpastian. Sedangkan pegawai negeri sipil di seluruh negeri mengaku belum menerima gaji selama berbulan-bulan.
 
Sementara itu, di bidang kesehatan, Afghanistan kekurangan peralatan medis. Kekeringan besar juga telah memotong pasokan makanan di negara itu, membuat impor menjadi semakin penting di tengah risiko terjadinya kelaparan.
 
Taliban juga memerlukan berdiplomasi dengan negara lain. Hal ini mulai ditunjukkan dengan keinginan kelompok tersebut dalam membentuk hubungan diplomatik yang solid dengan negara-negara lain.
 
Kelompok Group of Seven (G7) menekankan bahwa mereka akan menilai pemerintahan baru Afghanistan lewat tindakannya, bukan kata-kata. G7 menegaskan, Taliban akan dimintai pertanggungjawaban atas komitmen menghormati hak asasi manusia, perempuan, anak perempuan, etnis minoritas, dan juga janji mencegah Afghanistan menjadi sarang teroris.
 
"Legitimasi pemerintahan masa depan (di Afghanistan) bergantung pada pendekatan yang sekarang diambil untuk menegakkan kewajiban dan komitmen internasionalnya untuk memastikan stabilitas Afghanistan," sebut G7, grup yang terdiri dari Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan AS.
 
Sejak menguasai Afghanistan pada 15 Agustus, Taliban berusaha membalikkan citra mereka lewat serangkaian janji, termasuk tidak akan melakukan pembalasan apapun terhadap warga Afghanistan yang pernah bekerja dengan komunitas internasional. Mereka juga membolehkan perempuan untuk bekerja dan mengenyam pendidikan hingga ke bangku kuliah -- walau tetap harus dalam "kerangka hukum Islam."
 
Baca: Taliban Izinkan Perempuan Berkuliah Asalkan Terpisah dari Laki-Laki
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan