Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan, Kedutaan Besar Jepang di Tongkok diberitahu otoritas setempat bahwa seorang pria Jepang berusia 50-an tahun telah ditahan di Beijing pada awal Maret.
"Karena diduga melanggar hukum domestik," kata Matsuno, dilansir dari South China Morning Post.
Ia mengatakan, Pemerintah Jepang sejak saat itu terus menuntut pembebasannya. Jepang juga meminta pihak berwenang Tiongkok mengizinkan pria itu mengakses pejabat konsulat Jepang.
Matsuno menambahkan, Pemerintah Jepang terus memberikan dukungan sebanyak mungkin untuk pria itu, termasuk berkomunikasi dengan pihak terkait. Namun, ia tidak merinci lebih lanjut tentang identitas pria itu, atau dugaan kejahatannya.
Sebuah perusahaan farmasi Jepang, Astellas Pharma Inc., mengakui bahwa pria yang ditahan di Beijing adalah karyawan mereka. Namun, mereka menolak mengungkapkan rincian lebih lanjut, termasuk nama, posisinya, dan apakah ia berbasis di Tiongkok.
Pihak perusahaan mengaku sedang mencari informasi lebih lanjut dari Kementerian Luar Negeri Jepang.
Ada puluhan kasus yang melibatkan warga negara Jepang yang memiliki bisnis atau hubungan lain dengan Tiongkok. Sebagia dari mereka ditangkap atas berbagai tuduhan, termasuk mata-mata.
Pada Oktober 2019, otoritas Tiongkok menahan seorang profesor Jepang, yang dilaporkan dicurigai sebagai mata-mata. Ia dibebaskan dan kembali ke Jepang pada bulan berikutnya.
Sementara itu pada Maret 2020, Kemenlu Tiongkok mengaku telah menangkap seorang pria yang dilaporkan bekerja sebagai profesor universitas di Jepang. Beijing menyebut bahwa pria itu sempat mengaku sebagai mata-mata. Selang beberapa waktu, diketahui bahwa pria itu ternyata adalah warga Tiongkok.
Seorang diplomat Jepang juga pernah ditahan untuk diinterogasi tahun lalu, dan dibebaskan beberapa jam kemudian. Hal ini memicu protes keras dari Kemenlu Jepang.
Tokyo dan Beijing terus berselisih dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu penyebabnya adalah, Jepang menganggap pengaruh Tiongkok yang tumbuh di kawasan sebagai ancaman terhadap keamanan nasional dan ekonomi.
Baca juga: Jepang Yakin Tiongkok Pernah Terbangkan Balon Mata-Mata di Negeri Sakura
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News