Dubes Sulis lebih lanjut menyampaikan bahwa media, sebagai corong suara masyarakat, memainkan peran krusial dalam menyampaikan pesan dari kepemimpinan Indonesia di G20. Oleh karena itu, KBRI Seoul berinisiatif menyelenggarakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk tidak hanya menggarisbawahi prioritas Presidensi RI di G20, tetapi juga menjadi forum media Korsel yang merupakan sahabat Indonesia (Media Friends of Indonesia).
Adhyanti S. Wirajuda, Counsellor Ekonomi, Investasi dan Perdagangan menyampaikan paparan mengenai tiga prioritas utama G20 yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, akselerasi transformasi digital dan transisi energi yang berkelanjutan. Disampaikan juga mengenai alur pertemuan G20 di tahun 2022 bahwa Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah dari 441 pertemuan dalam rangkaian G20 dari Pertemuan Kelompok Kerja sampai Konferensi Tingkat Tinggi untuk Kepala Negara/Pemerintahan.
Joannes E. Tandjung, Minister Counsellor Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Start Up serta Diplomasi Publik, menyampaikan pengaturan media asing untuk meliput rangkaian G20. Jurnalis Korea dan asing yang tertarik untuk meliput rangkaian G20 perlu mendaftar secara daring pada portal G20.
Disampaikan bahwa rangkaian pertemuan G20 akan didahului dan disertai berbagai pertemuan sideline seperti World Conference on Creative Economy dan Next Indonesian Unicorn/Nexticorn. Oleh karena itu, jurnalis Korea yang berencana meliput rangkaian pertemuan G20 secara luring dihimbau untuk dapat melakukan pendaftaran dalam kesempatan pertama.
Dalam sesi diskusi, para pimpinan media Korsel yang hadir menyampaikan tanggapannya. Wakil Presiden The Arirang, Mr Song Yohoon, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang paling sering diliput dalam program TV Arirang, hal ini disebabkan antara lain atas inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai forum. Wakil Redaktur Utama Korea Post, Mrs Joy Cho, menyampaikan bahwa Indonesia dan Korea memiliki banyak kesamaan, khususnya dari aspek budaya.
Untuk itu, kolaborasi Korea Selatan dan Indonesia sebagai Tuan Rumah G20 tahun ini dapat semakin memajukan roda perekonomian dunia. Dr Yoonsok Lee, Direktur Center for International Financial Cooperation menyampaikan harapan mengenai Presidensi Indonesia pada G20 dapat mengarahkan penguatan kerja sama antara para pelaku perbankan digital antara Indonesia dan Korsel, khususnya pada generasi muda.
Selain paparan mengenai substansi dan pengaturan media, briefing telah dijadikan kegiatan yang memperkenalkan diplomasi ekonomi kreatif dan budaya Tanah Air melalui Batik dimana Pimpinan dan staf KBRI Seoul mengenakan Batik yang telah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO sejak tahun 2009. Diperkenalkan juga kuliner khas Nusantara, yaitu Soto Lamongan dan Gado-gado.
Seorang jurnalis muda, Esther Chung dari media The Joongang, setelah menikmati semangkuk Soto Lamongan menyatakan bahwa, “mirip dengan sop ayam ginseng Samgyetang, soto mengandung banyak bumbu yang mengandung khasiat kesehatan seperti kunyit dan bawang putih. Tidak sabar rasanya untuk mengunjungi seluruh lokasi eksotik di Indonesia untuk G20 dan menikmati ragam kuliner."
Turut hadir dalam kegiatan yaitu Wakil Kepala Perwakilan RI, Zelda Wulan Kartika, dan pejabat terkait serta Atase Teknis di lingkup KBRI Seoul. Wakil dari empat media cetak dan digital yang paling dikenal serta organisasi keuangan di Negeri Ginseng telah hadir luring (Korea Times, Korea Post, The Joongang, The Korea Economic Daily dan Center for International Financial Cooperation), hadir juga berbagai jurnalis dari media ternama di Tanah Air secara daring.
Baca: RI Ajak Anggota G20 Bangun Kemitraan Global yang Lebih Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News