Resolusi itu, yang menghindari penggunaan kata 'Taliban', akan memungkinkan PBB untuk melanjutkan pekerjaan penting di Afghanistan. Negara itu masih terguncang kondisi ekonominya setelah Taliban berkuasa pada Agustus tahun lalu.
"Hasil pemungutan suara itu adalah 14 mendukung, dengan satu abstain, oleh Rusia," kata Digital Journal, Kamis, 17 Maret 2022.
PBB belum mengakui pilihan utusan Taliban untuk badan tersebut. Mereka menegaskan, resolusi tersebut tidak memberikan pengakuan internasional kepada pemerintah baru.
Ini mencakup beberapa untaian kerja sama, di bidang kemanusiaan, politik dan hak asasi manusia, termasuk perempuan, anak-anak dan jurnalis.
"Mandat baru untuk UNAMA (misi PBB untuk Afghanistan) ini sangat penting tidak hanya untuk menanggapi krisis kemanusiaan dan ekonomi yang segera terjadi, tetapi juga untuk mencapai tujuan utama perdamaian dan stabilitas di Afghanistan," seru Duta Besar Norwegia untuk PBB Mona Juul, yang negaranya menyusun resolusi itu, kepada AFP.
Pertama kali didirikan di Afghanistan pada 2002, mandat UNAMA di masa lalu mencakup dukungan kemanusiaan, advokasi hak asasi manusia, dan kerja sama politik dan regional. Lewat mandat ini, PBB juga berusaha untuk melindungi warga sipil selama konflik dan mendukung proses perdamaian.
"Dewan memberikan pesan yang jelas dengan mandat baru ini: UNAMA memiliki peran penting untuk dimainkan dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan dan untuk mendukung rakyat Afghanistan saat mereka menghadapi tantangan dan ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya," sambung Juul.
Situasi keamanan di Afghanistan tampaknya mulai stabil, beberapa bulan setelah Taliban masuk ke Kabul pada 15 Agustus 2021 ketika Amerika Serikat bergegas mundur setelah 20 tahun perang.
Namun sejak itu, krisis kemanusiaan di negara itu semakin dalam.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan badan-badan bantuan global lainnya mengatakan, lebih dari setengah dari 38 juta orang Afghanistan menghadapi kelaparan saat musim dingin terus berlanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News