"Bagi saya, ini adalah tragedi nasional," kata Rehman, dikutip dari AFP, Rabu, 6 Juli 2022.
Ia menambahkan, jumlah korban jiwa merupakan total sejak 14 Juni lalu, saat musim hujan dimulai.
"Ini bukan hal kecil, dan baru permulaan. Kita harus mempersiapkannya," sambung dia.
Sebagian besar kematian terjadi di provinsi barat daya Balochistan, di mana 39 orang tenggelam atau tersengat listrik oleh kabel listrik yang putus.
Baca juga: Bus Jatuh ke Jurang di Pakistan, 20 Orang Tewas 13 Terluka
Musim hujan, yang biasanya berlangsung dari Juni hingga September, sangat penting untuk mengairi tanaman dan mengisi kembali danau dan bendungan di seluruh anak benua India, tetapi setiap tahun juga membawa gelombang kehancuran.
Rumah-rumah yang dibangun dengan buruk di seluruh Pakistan - khususnya di daerah pedesaan - rentan runtuh karena banjir, yang juga menghancurkan lahan pertanian utama yang luas.
Banjir terburuk baru-baru ini terjadi pada tahun 2010 - meliputi hampir seperlima dari daratan negara itu. Banjir tersebut menewaskan hampir 2.000 orang dan menggusur 20 juta orang.
Pakistan adalah negara kedelapan yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim, menurut Indeks Risiko Iklim Global yang disusun oleh LSM lingkungan Germanwatch.
"Suatu hari Anda mengalami kekeringan dan keesokan paginya Anda mengharapkan banjir bandang sehingga Anda dapat melihat betapa seriusnya situasi di Pakistan," pungkas Rehman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News