Beberapa maskapai, seperti United Airlines, British Airways, Lufthansa, hingga Virgin Atlantic tidak melintasi wilayah udara Afghanistan.
Seorang juru bicara United Airlines mengatakan bahwa perubahan itu mempengaruhi beberapa penerbangan maskapai dari Amerika Serikat ke India.
Di negara tetangga Afghanistan, seperti Pakistan dan Iran, justru jumlah pesawat yang melintas meningkat dalam satu hari.
Sementara itu, juga Korean Airlines menyatakan beberapa penerbangan kargonya masih menggunakan wilayah udara Afghanistan. Namun, mereka tidak menggunakan wilayah itu untuk penerbangan sipil.
"Karena situasi di Afghanistan, kami menerbangkan penerbangan kargo kami di ketinggian yang lebih tinggi dan menghindari terbang di ketinggian yang lebih rendah," kata juru bicara Korean Airlines, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 16 Agustus 2021.
Baca juga: Pasukan AS Lepaskan Tembakan untuk Bubarkan Kerumunan Warga di Bandara Kabul
"Kami memantau situasi dengan cermat dan kami berencana untuk meninjau pemindahan rute kami jika perlu," imbuhnya.
Begitu Taliban menguasai ibu kota Kabul, warga langsung berbondong-bondong kabur ke bandara. Mereka terlihat mencari penerbangan untuk bisa keluar dari negara itu.
Rekaman dramatis yang diunggah di media sosial menunjukkan ratusan pria berlari di samping pesawat Angkatan Udara AS saat meluncur di landasan pacu, dengan beberapa orang 'menempel' di samping bodi pesawat.
Dalam video lainnya, warga sipil dengan panik memanjat tangga udara yang sudah penuh sesak sampai tertekuk.
Orangtua terlihat panik dengan anak-anak mereka ketakutan di belakangnya. Mereka terlihat membawa barang, berusaha melarikan diri dari rezim Taliban.
"Saya merasa sangat takut di sini. Mereka melepaskan banyak tembakan ke udara," kata seorang saksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News