New York: Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "mengutuk dengan keras" keputusan Taliban untuk melarang perempuan Afghanistan bekerja dengan organisasi global di negaranya sendiri.
"Keputusan ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang tak dapat diganggu," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dikutip dari Asia Pacific News, Kamis, 6 April 2023.
"Hal ini juga melanggar kewajiban Afghanistan di bawah hukum hak asasi manusia internasional, dan melanggar prinsip non-diskriminasi, yang merupakan asas inti yang menjadi dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambahnya.
"Staf perempuan sangat penting bagi operasi PBB, termasuk dalam memberikan bantuan penyelamatan nyawa. Jika diberlakukan, keputusan ini akan merugikan rakyat Afghanistan, jutaan di antaranya membutuhkan bantuan semacam itu,” tegasnya.
Guterres meminta Taliban untuk segera mencabut keputusan tersebut dan membatalkan semua ketentuan yang membatasi hak perempuan untuk bekerja,mendapat pendidikan, dan kebebasan bergerak.
Taliban yang kembali berkuasa, telah membuat Afghanistan menghadapi krisis ekonomi, kemanusiaan, dan hak asasi manusia. Perempuan telah kehilangan hak-hak mereka, termasuk hak atas pendidikan, dan kebebasan bergerak.
Ribuan perempuan kehilangan pekerjaan mereka atau dipaksa mundur dari institusi pemerintah dan sektor swasta. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
"Keputusan ini merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang tak dapat diganggu," kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dikutip dari Asia Pacific News, Kamis, 6 April 2023.
"Hal ini juga melanggar kewajiban Afghanistan di bawah hukum hak asasi manusia internasional, dan melanggar prinsip non-diskriminasi, yang merupakan asas inti yang menjadi dasar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa," tambahnya.
"Staf perempuan sangat penting bagi operasi PBB, termasuk dalam memberikan bantuan penyelamatan nyawa. Jika diberlakukan, keputusan ini akan merugikan rakyat Afghanistan, jutaan di antaranya membutuhkan bantuan semacam itu,” tegasnya.
Guterres meminta Taliban untuk segera mencabut keputusan tersebut dan membatalkan semua ketentuan yang membatasi hak perempuan untuk bekerja,mendapat pendidikan, dan kebebasan bergerak.
Taliban yang kembali berkuasa, telah membuat Afghanistan menghadapi krisis ekonomi, kemanusiaan, dan hak asasi manusia. Perempuan telah kehilangan hak-hak mereka, termasuk hak atas pendidikan, dan kebebasan bergerak.
Ribuan perempuan kehilangan pekerjaan mereka atau dipaksa mundur dari institusi pemerintah dan sektor swasta. (Vania Augustine Dilia)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News