"Ketika tatanan dunia dan kondisi geopolitik tidak stabil, kejujuran dan kesetiaan sangatlah berharga," kata PM Li dalam pembukaan KTT Bisnis dan Investasi Tiongkok-Asean di Nanning, wilayah otonomi Guangxi Zhuang.
Ia menambahkan bahwa hal terpenting dalam kerja sama perdagangan dan ekonomi adalah kepercayaan para pihak, dan apakah kebijakan pasar serta lingkungannya "adil, stabil, transparan, dan dapat diperkirakan."
"Tiongkok selalu memperlakukan rekan-rekannya dengan sepenuh hati dan tulus, dan khususnya sepenuh hati terhadap negara-negara ASEAN," kata PM Li, melansir dari laman South China Morning Post.
"Kami bersedia menepati janji kami, mengembangkan kerja sama di segala bidang, dan melaksanakan langkah-langkah praktis pada poin-poin kerja sama yang telah disepakati," sambungnya.
PM Li juga menggarisbawahi harapan Tiongkok untuk memajukan pembicaraan dengan ASEAN mengenai "wilayah perdagangan bebas versi 3.0," yang akan memperluas wilayah yang tercakup dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Turbulensi dan Penuh Ketidakpastian
Tiongkok dan 10 anggota ASEAN telah menandatangani RCEP, begitu pula Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru.Ia juga menyoroti perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN, yang menurutnya telah tumbuh lebih dari 16 kali lipat dalam dua dekade sejak KTT tersebut diluncurkan.
Pidato PM Li adalah upaya terbaru Beijing untuk meyakinkan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara bahwa mereka memiliki "prioritas" bagi Tiongkok dalam lingkungan geopolitik yang digambarkannya sebagai "turbulensi" dan "penuh ketidakpastian," khususnya dalam kaitannya dengan AS.
PM Li mengadakan beberapa pertemuan dengan rekan-rekannya di Asia Tenggara sepanjang akhir pekan di sela-sela pertemuan empat hari tersebut, yang berakhir pada hari Selasa mendatang.
Baca juga: Perdana Menteri Tiongkok Puji Kepemimpinan Indonesia di KTT Asia Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News