Astana: Kazakhstan berduka secara nasional pada hari ini, Minggu, 29 Oktober 2023. Pasalnya, 36 orang tewas dalam kebakaran di tambang ArcelorMittal.
Kebakaran itu menjadi bencana terburuk dalam beberapa tahun terakhir yang mendorong nasionalisasi afiliasi lokal perusahaan tersebut.
Kementerian Situasi Darurat mengatakan, “Sebanyak 36 jenazah penambang ditemukan dan 10 pekerja masih dicari.”
Namun, peluang untuk menemukan mereka dalam keadaan hidup ‘sangat rendah’. Hal ini disebabkan kurangnya ventilasi di tambang dan kekuatan ledakan yang tersebar hingga dua kilometer.
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev mengunjungi lokasi kejadian pada Sabtu dan memerintahkan kerja sama dengan ArcelorMittal “diakhiri”.
Berbicara kepada keluarga korban di tambang Karaganda di pusat negara itu, Tokayev menyebut ArcelorMittal “perusahaan terburuk dalam sejarah Kazakhstan dalam hal kerja sama dengan pemerintah”.
“Pemerintah Kazakh dan raksasa baja tersebut mengumumkan perjanjian awal untuk mengalihkan kepemilikan perusahaan (lokal) demi kepentingan Republik Kazakhstan,” kata Perdana Menteri Alikhan Smailov, dilansir dari AFP.
“ArcelorMittal dapat mengonfirmasi bahwa kedua pihak telah menandatangani perjanjian awal untuk transaksi yang akan mengalihkan kepemilikan ke Republik Kazakhstan,” kata raksasa baja global tersebut,
Mereka menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan transaksi ini sesegera mungkin.
Bendera setengah tiang dikibarkan untuk menandai hari berkabung nasional yang diumumkan oleh Tokayev.
Sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, sekitar 200 penambang tewas di Kazakhstan, sebagian besar terjadi di lokasi ArcelorMittal.
Kedatangan kelompok ini di Kazakhstan pada tahun 1995 pada awalnya dipandang sebagai secercah harapan di tengah kemerosotan ekonomi setelah jatuhnya komunisme. Namun, kurangnya investasi dan standar keselamatan yang tidak memadai berulang kali dikritik oleh pihak berwenang, sementara serikat pekerja menyerukan kontrol pemerintah yang lebih ketat.
ArcelorMittal, dipimpin oleh pengusaha India yang berbasis di Luksemburg, Lakshmi Mittal, mengoperasikan sekitar 15 pabrik dan pertambangan di pusat bekas republik Soviet tersebut.
Baca juga: Kebakaran Landa Tambang di Kazakhstan, 32 Orang Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di