November lalu, Kementerian Luar Negeri AS menetapkan 12 negara, termasuk Tiongkok, Iran, Myanmar dan Korea Utara, sebagai negara pelanggar 'parah' dalam hal kebebasan beragama.
"Tampaknya ini adalah daftar yang sedikit bias dan dipolitisasi," kata Zardari, dalam wawancara bersama Channel News Asia, Rabu, 14 Desember 2022.
"Kalau tidak, saya bertanya-tanya mengapa India tidak ada dalam daftar ketika hak asasi manusia, khususnya kebebasan agama bagi minoritas Muslim di sana, telah menjadi sumber perhatian internasional," sambungnya.
Zardari menambahkan, sekutu AS lainnya di Timur Tengah juga terus mengekang minoritas Muslim dan Palestina -- merujuk pada Israel.
Meski kesal dengan langkah AS, Zardari mengakui Pakistan memang sudah lama berurusan dengan ekstremisme dan kekerasan agama. Ia menegaskan bahwa pemerintah Pakistan saat ini berkomitmen keras untuk mengatasinya.
"Kami tidak butuh Amerika untuk menunjukkan masalah ekstremisme agama dan terorisme di Pakistan," ucapnya.
"Kami benar-benar menyadari tantangan yang kami hadapi. Dan kami serius menghadapi tantangan tersebut. Bukan karena Amerika Serikat mengatakan demikian, atau orang lain bilang seperti itu, tapi karena kami percaya bahwa hal tersebut penting untuk masa depan negara kami," sambung Zardari.
Mengenai negara tetangganya, Zardari menuduh India selama ini membatasi kebebasan umat Islam, terutama di Kashmir yang mayoritasnya Muslim. Kashmir adalah wilayah sengketa yang sama-sama diklaim India dan Pakistan.
Ia menyalahkan sebagian besar perpecahan agama dan kerusuhan di India pada Perdana Menteri Narendra Modi. Zardari mengatakan, kekerasan terhadap Muslim di India telah meningkat sejak Modi menjadi menteri utama negara bagian Gujarat.
Namun, Zardari melunakkan sikapnya ketika menyangkut pemuda India dan Pakistan, dengan mengatakan bahwa mereka semua "siap untuk perdamaian."
Menurutnya, 65 persen populasi Pakistan adalah kaum muda yang ingin melihat pertumbuhan ekonomi dan hubungan damai dengan India.
Bilawal Bhutto Zardari adalah salah satu menteri luar negeri termuda di dunia, yang menjabat pada April lalu di usia 33 tahun.
Baca: Pakistan Ingin Belajar Toleransi Beragama ke Indonesia
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id