"Vonis mati dalam kasus ini sudah difinalisasi melalui deliberasi di pengadilan," kata Furukawa kepada awak media, dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 26 Juli 2022.
"Berdasarkan fakta ini, saya menyetujui eksekusi setelah melalui pemeriksaan yang sangat teliti," sambungnya.
Penikaman di distrik elektronik Akihabara pada Juni 2008, yang juga melukai 10 orang, dimulai dengan aksi Kato menabrakkan truk ke kerumunan pejalan kaki. Setelah menikam sejumlah orang, pria yang kala itu berusia 25 tahun ditangkap polisi di lokasi kejadian.
"Saya datang ke Akihabara untuk membunuh orang. Tidak peduli siapa pun itu," ucap Kato saat ditangkap.
Polisi mengatakan Kato mendokumentasikan perjalanannya ke Akihabara di internet, dan juga menuliskan sejumlah pesan di telepon genggam sembari mengemudikan truk. Ia diketahui mengeluhkan urusan pekerjaan dan juga rasa kesepian yang terus dirasakannya.
Pengadilan tinggi Jepang menjatuhkan vonis mati kepada Kato pada 2015, dengan mengatakan "tidak adanya alasan untuk memberi keringanan." Penikaman di Akihabara merupakan pembunuhan massal terparah di Jepang dalam tujuh tahun terakhir kala itu.
Anak seorang bankir, Kato tumbuh besar di prefektur Aomori, di mana dirinya lulus dari sebuah sekolah menengah atas. Ia beberapa kali gagal dalam ujian masuk universitas, dan pada akhirnya memutuskan berlatih sebagai mekanik kendaraan.
Tim jaksa mengatakan, kepercayaan diri Kato merosot tajam usai seorang perempuan yang dikenalnya di dunia maya berhenti berkirim surat elektronik. Hal itu terjadi usai Kato mengirim foto dirinya ke perempuan tersebut.
Kemarahan Kato kepada masyarakat umum tumbuh setelah sejumlah komentarnya di dunia maya, termasuk rencana pembunuhan massal, tidak ditanggapi serius warganet.
Sembari menunggu persidangan, Kato sempat menulis surat permohonan maaf kepada seorang sopir taksi yang ditikamnya. "Para korban tengah menikmati hidup mereka, dan mereka memiliki mimpi-mimpi, masa depan cerah, keluarga yang hangat, kekasih, sahabat, dan kolega," tulis Kato dalam sebuah surat yang sudah dimuat di surat kabar Shukan Asahi.
Eksekusi Kato adalah kali pertama di Jepang tahun ini. Tahun lalu, Jepang mengeksekusi mati tiga narapidana.
Prosedur hukuman mati di Jepang dilakukan secara rahasia. Terpidana mati baru mengetahui eksekusi akan dilakukan beberapa jam sebelumnya. Dalam beberapa kasus, terpidana bahkan tidak diberi tahu sama sekali.
Baca: Junta Myanmar Eksekusi Mati 4 Aktivis Pro-Demokrasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id