Menurut laporan situs berita Lanka First dan dikutip oleh Outlook India, seorang pria berusia 59 tahun terjatuh saat mengantre BBM di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kinniya, sebuah kota di Provinsi Timur.
Ia diketahui telah mengantre selama dua malam di dekat SPBU tersebut. Jasadnya sudah dibawa ke rumah sakit Kinniya Base Hospital untuk menjalani pemeriksaan post-mortem.
Kematian kedua adalah seorang pria 70 tahun terjatuh saat mengantre BBM di sebuah SPBU di Mathugama, sebuah kota di Provinsi Barat. Ia terjatuh dan meninggal dunia saat berdesak-desakan dengan warga lain yang juga mengantre BBM.
Pria yang tak disebutkan namanya itu telah dibawa ke rumah sakit Meegahatenna Regional Hospital.
Ini bukan kali pertamanya warga Sri Lanka meninggal dunia saat mengantre BBM. Sejumlah insiden serupa pernah terjadi di awal 2022, dengan beberapa di antaranya akibat terlalu lelah mengantre di tengah gelombang panas.
Pekan kemarin, Menteri Energi Sri Lanka Kanchana Wijesekera memperkenalkan National Fuel Pass agar warga dapat memperoleh BBM melalui distribusi reguler tanpa perlu berebutan.
Aturan terbaru ini memungkinkan setiap warga untuk menerima BBM dalam kuantitas minimum pada setiap pekannya.
Terlepas dari aturan tersebut, banyak SPBU di Sri Lanka kehabisan pasokan yang berujung pada terjadinya bentrokan antar warga yang berebut BBM.
Krisis ekonomi akut yang melanda Sri Lanka dalam beberapa bulan terakhir telah membuat warga kesulitan mendapat berbagai komoditas pokok. Selain BBM, warga juga kesulitan mendapatkan makanan dan obat-obatan.
Baca: Presiden Baru Sri Lanka Diambil Sumpah di Tengah Penolakan Warga
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News