Otoritas setempat mengatakan, satu orang terkait penikaman telah ditahan polisi.
Perdana Menteri Jacinda Ardern mengaku belum mengetahui motif di balik penikaman. Namun sejauh ini, tidak ada indikasi yang mengaitkan penikaman dengan aksi teror domestik.
Insiden kekerasan yang menelan lebih dari satu korban jarang terjadi di Selandia Baru. Namun pada 2019, negara tersebut dilanda penembakan di dua masjid wilayah Christchurch yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Media lokal melaporkan bahwa korban penikaman di Dunedin terdiri dari staf supermarket dan pengunjung. Sejumlah saksi mata mengaku sempat melihat kekacauan saat penikaman berlangsung.
"Kami mendengar suara teriakan. Tapi suaranya semakin kencang dan kencang, dan lebih banyak orang berteriak di area supermarket," ucap seorang perempuan kepada media Otago Daily News.
"Saya melihat satu orang yang tangannya berlumuran darah. Saya juga melihat semua orang berlari ke arah pintu keluar," sambungnya.
Supermarket Countdown mengeluarkan pernyataan kepada awak media bahwa mereka "terkejut dan terpukul atas penikaman ini."
"Prioritas kami saat ini adalah merawat korban luka. Kami sedih beberapa pelanggan yang mencoba menolong staf kami juga ikut terluka," ungkap Countdown.
Akibat penikaman ini, Countdown menghentikan operasi untuk sementara waktu pada Senin ini hingga Selasa besok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News