Kedua negara telah banyak terlibat perselisihan di Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir, terutama di dekat Second Thomas Shoal yang disengketakan, bagian dari Kepulauan Spratly.
Filipina telah mengirimkan pasokan kepada pasukan yang ditempatkan di kapal angkut berkarat era Perang Dunia II yang digunakan sebagai pos terdepan di perairan dangkal tersebut, sehingga menyebabkan penjaga pantai Tiongkok berulang kali mengerahkan kapal untuk memblokir misi pasokan tersebut.
Dalam insiden yang terjadi pada Minggu pagi, penjaga pantai Tiongkok mengatakan telah terjadi "tabrakan kecil" antara salah satu kapalnya dan kapal Filipina.
Sementara penjaga pantai "secara sah" menghalangi kapal tersebut untuk mengangkut "bahan konstruksi ilegal" ke kapal perang tersebut.
Manila menanggapinya dengan mengutuk "dalam tingkat yang paling keras" atas "manuver pemblokiran yang berbahaya" terhadap kapal Tiongkok.
“Tindakan Tiongkok yang berbahaya, tidak bertanggung jawab, dan ilegal” merupakan “pelanggaran kedaulatan, hak kedaulatan, dan yurisdiksi Filipina”, kata Satuan Tugas Manila untuk Laut Filipina Barat dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Channel News Asia, Senin, 23 Oktober 2023.
Beijing mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk sebagian zona ekonomi eksklusif Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Pengadilan Arbitrase Permanen pada 2016 mengatakan, klaim Tiongkok tidak memiliki dasar hukum.
“Tiongkok sangat menahan diri dan bersabar dalam masalah ini,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
"Tiongkok telah lama menjalin komunikasi intensif dengan Manila, namun mereka mengabaikan niat baik kami," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Mereka menambahkan, akan terus mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan hukum domestik dan internasional untuk menjaga kedaulatan wilayahnya.
Hubungan Manila dengan Beijing memburuk di bawah pemerintahan Presiden Ferdinand Marcos Jr, yang memperkuat hubungan militer dengan Amerika Serikat sejak menjabat tahun lalu. Pentagon mengatakan pada Mei bahwa pihaknya akan melindungi Filipina jika penjaga pantainya diserang “di mana pun di Laut China Selatan”.
Pekan lalu, militer Filipina menuntut Tiongkok menghentikan tindakannya yang "berbahaya dan ofensif" setelah sebuah kapal angkatan laut Tiongkok membayangi dan berusaha menghalangi kapal angkatan laut Filipina yang sedang melakukan misi pasokan.
Tabrakan hari Minggu terjadi saat misi pasokan rutin sebuah kapal yang dikontrak oleh angkatan bersenjata Filipina, kata Manila.
Dalam insiden lain selama misi pasokan yang sama, dikatakan bahwa sisi kiri kapal penjaga pantai Filipina ditabrak oleh kapal milisi maritim Tiongkok.
Tindakan kapal penjaga pantai Tiongkok "membahayakan keselamatan awak" kapal Filipina, kata gugus tugas tersebut.
Baca juga: Kapal Filipina dan Tiongkok Bertabrakan di Laut China Selatan, Siapa yang Salah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News