“Kami berharap AS tidak akan melangkah lebih jauh ke jalan yang salah,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying, seperti dikutip AFP, Kamis 16 Juli 2020.
Pernyataan itu muncul setelah Asisten Menteri Luar Negeri untuk Asia Timur David Stilwell pada Selasa memperingatkan kemungkinan sanksi terhadap pejabat dan perusahaan Tiongkok yang terlibat pemaksaan di Laut China Selatan.
“Semuanya bisa terjadi. Ada ruang untuk (sanksi) itu. Ini adalah bahasa yang dimengerti Tiongkok, tindakan demonstratif dan nyata," ungkap Stilwell, kepada sebuah lembaga think-tank Washington.
Stilwell berbicara sehari setelah Amerika Serikat menolak klaim Tiongkok atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan. Bagi AS tindakan Tiongkok ’benar-benar melanggar hukum’.
Amerika Serikat telah lama menentang klaim teritorial Tiongkok yang ekspansif di Laut China Selatan. Mereka telah mengirim kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis, untuk menunjukkan kebebasan navigasi.
Tetapi pengumuman hari Senin adalah pertama kalinya AS menyatakan klaim Tiongkok ilegal. Negeri Tirai Bambu mengklaim 90 persen dari laut yang berpotensi kaya energi.
Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga mengklaim bagian dari itu. Beijing telah membangun pangkalan-pangkalan di atol di wilayah tersebut tetapi mengatakan niatnya damai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News