Selama ini, Masjid Doudian dikenal sebagai masjid bergaya 'Arab' terbesar di Tiongkok bagian utara. Dikutip dari laman Radio Free Asia, Masjid Doudian adalah masjid terbaru dan terbesar di Beijing, dan dibangun dengan dana sumbangan dari kelompok Muslim Beijing.
Menurut keterangan website resmi Doudian Village dan kantor berita Sing Tao Daily, struktur orisinal berbentuk zigzag, mural bergambar kota Makkah di dinding masjid, dan bagian interior Masjid Doudian tidak diubah dalam renovasi terbaru. Namun, bagian arkade -- istilah untuk lorong pejalan kaki yang beratap -- bergaya Arab telah diubah menjadi berbentuk persegi.
Dua menara menjulang tinggi di utara dan selatan aula Masjid Doudian telah dihancurkan. Kubah bergaya Arab di Masjid Doudian juga diganti dengan lima menara bundar putih bergaya Tiongkok.
"Arsitektur dan dekorasi masjid ini merepresentasikan perpaduan hybrid dari Islam klasik dan elemen arsitektural serta dekoratif Tiongkok," tulis akademisi Lloyd Ridgeon dalam Journal Urusan Muslim Minoritas, merujuk pada Masjid Doudian yang berlokasi di pinggiran kota Beijing, Fangshan.
"Ketakutan terhadap Islam belakangan ini menyebabkan desain masjid menjadi semakin mencerminkan cita rasa Tiongkok dibandingkan desain khas Timur Tengah," lanjutnya.
Sinifikasi Masjid
Laporan Sing Tao Daily menyebutkan bahwa menara bundar Masjid Doudian bergaya Tiongkok yang baru direnovasi kini terlihat seperti atap Temple of Prayer for the Year of the Lord di sebuah kuil bernama Temple of Heaven di Beijing.Konstruksi bagian tanggam, serta pola 'awan keberuntungan' dan pola simpul khas Tiongkok terukir di setiap dinding luar masjid. Terdapat juga beberapa slogan-slogan di dalam Masjid Doudian yang dinilai sebagai bentuk propaganda dari Pemerintah Tiongkok.
Di bagian ruang pameran masjid yang terbuka untuk umum, video promosinya masih menampilkan gambaran Masjid Doudian bergaya Arab seperti sebelum proses "Sinifikasi." Narator dalam video mengatakan kepada pengunjung bahwa "Masjid Doudian bukan hanya arsitektur klasik Muslim, tetapi juga simbol persatuan nasional dan etalase bagi warga asing."
Seorang sumber dari desa Doudian telah mengonfirmasi keaslian dari laporan Sing Tao Daily. Ia mengonfirmasi bahwa pengunjung sudah bisa memasuki Masjid Doudian pada pertengahan Agustus ini.
Untuk bisa masuk, seorang pengunjung harus bisa menunjukkan kartu tanda pengenal. Sumber itu mengatakan bahwa beberapa kamera terpasang di dalam Masjid Doudian. Menurutnya, pemasangan kamera membuat Muslim Beijing tidak berani mengambil foto di dalam masjid, apalagi mengunggahnya ke internet.
Kebebasan Beragama
Selain itu, sejumlah foto di media sosial Weibo menunjukkan bahwa Masjid Songyu di Panjiayuan, Beijing, juga ternyata telah mengalami proses "sinifikasi." Menara masjid bergaya Arab, kubah, dan simbol bintang dan bulan telah diganti dengan fitur bergaya Tiongkok.Menurut keterangan beberapa pengguna Weibo, arsitektur asli Masjid Songyu bergaya Arab masih ada di tahun 2022. Namun berdasarkan foto-foto di bulan Juni 2023, elemen Arab di Masjid Songyu telah berganti menjadi khas Tiongkok.
Sementara itu, Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mendorong kampanye Sinifikasi, dan hal ini semakin mendapat perhatian dari media internasional dan kecaman dari sejumlah organisasi hak asasi manusia. Media pemerintah dan netizen pro-PKT tidak menganggap Sinifikasi masjid sebagai pelanggaran kebebasan beragama -- memberikan gambaran mengenai situasi terkini perihal kebebasan beragama bagi Muslim di Tiongkok.
Baca juga: Light of Allah, Masjid di Tiongkok yang Terinspirasi Ayat Al-Quran
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News