Baradar kini menjadi Wakil Perdana Menteri Afghanistan setelah Taliban kembali berkuasa dan membentuk pemerintahan baru.
Dalam editorialnya TIME100, majalah itu menyebut Baradar sebagai pemimpin yang dihormati di kalangan Taliban sebagai pendiri gerakan pada 1994. Mereka menganggap Baradar sebagai pemimpin militer karismatik dan sosok yang sangat saleh.
"Ia (Baradar) berdiri menjadi tumpuan bagi masa depan Afghanistan," kata editorial TIME, dikutip oleh The Economist, Kamis, 16 September 2021.
Majalah tersebut menggambarkan Baradar sebagai sosok pendiam dan tertutup, jarang memberikan pernyataan atau wawancara publik. TIME juga menganggap Baradar sebagai petinggi Taliban yang moderat berbeda dengan petinggi lainnya di kelompok itu.
Baradar dianggap sebagai wajah utama Taliban masa kini. Ia memimpin delegasi kelompok tersebut untuk berunding dan bertemu pihak asing.
Ia menjadi perwakilan Taliban dalam kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) di Doha, Qatar pada Februari 2020.
Perjanjian ini menghasilkan kesepakatan AS untuk menarik pasukan dari Afghanistan dan dianggap sebagai awal kebangkitan Taliban di negara Asia Selatan tersebut.
Ia disebut menjadi salah satu orang yang mendorong penawaran amnesti bagi anggota rezim Afghanistan sebelumnya dan menggagas pendekatan Taliban ke berbagai negara, seperti Pakistan dan Tiongkok.
Semasa muda, Baradar bergabung bersama kelompok gerilyawan mujahidin melawan Uni Soviet yang menginvasi Afghanistan. Setelah invasi Uni Soviet selesai, Baradar membantu Mullah Muhammad Omar.
Ia adalah mantan komandan Baradar, salah satu pendiri Taliban. Di bawah Omar, Baradar naik pangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan Afghanistan ketika Taliban berkuasa pada 1996-2001.
Baradar berasal dari suku Pushtun dan lahir pada 1968. Pashtun merupakan etnis minoritas di Afghanistan.
Sejak 2016, Baradar menjabat sebagai wakil dari Mullah Haibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi Taliban saat ini. Sebelumnya, Baradar pernah ditangkap pada 2010 di Pakistan dan dibebaskan pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News