Virus Korona berpusat di Wuhan, Tiongkok dan menyebar sangat cepat ke belahan dunia. Foto: AFP
Virus Korona berpusat di Wuhan, Tiongkok dan menyebar sangat cepat ke belahan dunia. Foto: AFP

Benteng Pulau, Taktik Negara Pasifik Hadang Korona

Marcheilla Ariesta • 13 Maret 2020 16:07
Sydney: Pulau-pulau Pasifik memberlakukan penguncian ketat untuk memerangi virus korona covid-19. Mereka menolak akses kapal, dan melarang kontak manusia-ke-manusia selama pengisian bahan bakar pesawat.
 
Langkah ini dilakukan lantaran sistem perawatan kesehatan mereka yang terbatas. Sehingga guna mencegah menyebarnya virus tersebut, mereka menggunakan taktik benteng pulau.
 
Wilayah ini mencatat kasus pertama virus korona pekan ini. Dilansir dari USNews, Jumat 13 Maret 2020, kasus pertama ditemukan di Polinesia Prancis.

Salah satu negara Pasifik terkaya, Fiji, pekan ini membuka fasilitas pertama mereka yang mampu menguji virus korona. Fasilitas milik Fiji merupakan satu dari empat yang ada di wilayah tersebut.
 
Brad Ives, kapten senior di kapal pasokan Kwai mengatakan kapalnya memiliki pasokan untuk lima pulau karang di Kepulauan Cook utara, Pasifik Selatan. Dia mengatakan kapalnya ditolak masuk ke kawasan tersebut.
 
"Untungnya, kami mendapat pemberitahuan bahwa mereka (negara Pasifik) akan menolak kapal sebelum kami meninggalkan pelabuhan terakhir," tuturnya.
 
"Ada kargo di atasnya yang akan kedaluwarsa. Ini menjadi masalah bagi kami yang harus dipecahkan saat pergi," imbuh Ives.
 
Sementara itu, semua negara Pasifik telah memberlakukan pembatasan tersebar luas untuk semua wisawatan internasional. Pembatalan tersebut berlaku selama beberapa pekan terakhir.
 
Bahkan, beberapa pulau sekarang mengisolasi diri. Seperti Kepulauan Marshall yang didukung Amerika Serikat, menangguhkan semua perjalanan udara yang masuk.
 
Kaledonia Baru, Tonga, Cook Island, dan Samoa juga telah menolak panggilan berlabuh dari semua kapal pesiar selama dua pekan terakhir.
 
Sementara Pulau Pukapuka, sebuah pulau karang kecil di Cook Island telah mengalami kekurangan bahan makanan, seperti gula, tepung dan beras. Populasi penduduk yang berjumlah 500 jiwa ini memahami akan ada bencana besar jika pulau tersebut terjangkit virus covid-19 karena kurangnya fasilitas medis.
 
"Mereka kekurangan makanan olahan yang merupakan persediaan utama, biasanya mereka besan dalam jumlah besar. Namun, itu adalah harga murah untuk dibayar," tutur anggota komunitas Pukapuka Kirianu Nio.
 
WHO telah menetapkan virus korona covid-19 sebagai pandemi global. Sebab, penyebaran virus ini meningkat 13 kali lipat selama dua minggu terakhir.
 
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku prihatin atas kasus ini. Dia bahkan khawatir dengan lambannya penanganan virus yang dilakukan oleh negara-negara terdampak.
 
"Oleh karena itu kami telah membuat penilaian covid-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," kata Tedros seperti dilansir situs resmi WHO.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan