Para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung untuk mendesak pengunduran diri Gubernur Basra Asad el-Eidani, usai dua aktivis ternama ditembak di kota tersebut pekan kemarin.
Dikutip dari laman DW, Sabtu 22 Agustus 2020, pedemo membakar gerbang luar kompleks gedung parlemen sembari meneriakkan yel-yel anti-pemerintah.
Sejumlah laporan menyebutkan, pengunjuk rasa melemparkan bom molotov dan batu ke arah polisi. Juru bicara Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia Independen Irak mengatakan, sedikitnya delapan personel keamanan terluka dalam bentrokan.
Pasukan keamanan memadamkan api di gedung parlemen, dan kemudian membubarkan massa dengan menembakkan peluru tajam ke udara.
Basra, salah satu kota penghasil minyak di Irak, telah diguncang aksi protes anti-pemerintah berskala besar terkait praktik korupsi sejak Oktober tahun lalu.
Reham Yacoub, seorang aktivis yang terlibat dalam aksi protes sejak Oktober lalu. ditembak orang tak dikenal di Basra pada Rabu kemarin. Kematiannya terjadi hanya beberapa hari setelah aktivis Tahseen Osama, juga ditembak mati di jalanan.
Setelah dua penembakan tersebut, Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi memecat kepala kepolisian Basra dan badan keamanan nasional. PM Mustafa juga memerintahkan dilakukannya investigasi terhadap dua penembakan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News