Tanah longsor dipicu hujan monsun pada Kamis lalu, yang mengguyur sebuah desa di distrik Raigad, sebuah situs berbukit dan berhutan sekitar 100 kilometer dari Mumbai.
Tim darurat telah mengevakuasi sejumlah jenazah dari balik gundukan tanah dan puing-puing.
"Sejauh ini, kami telah menghitung 27 jenazah, dan sekitar 50 hingga 60 orang masih hilang. Ada banyak tantangan untuk pekerjaan penyelamatan di lokasi," kata pejabat setempat bernama Raigad Yogesh Mhase kepada kantor berita AFP.
Ia mengatakan dusun terpencil itu berjarak sekitar lima kilometer dari jalan raya terdekat.
"Tidak ada alat berat yang bisa mencapai lokasi ini. Kami hanya punya mesin kecil dan sebagian besar pekerjaan harus dilakukan secara manual," ungkap Mhase.
"Hujan deras tanpa henti di wilayah tersebut juga membuat seluruh operasi jauh lebih menantang," sambungnya.
Otoritas setempat pesimistis akan menemukan korban selamat di hari keempat operasi penyelamatan.
Laporan media lokal mengatakan, sejumlah orang dari beberapa keluarga yang sama telah meninggal seluruhnya. Tapi terdapat juga beberapa orang yang masih hidup dan menjadi penyintas tunggal dari keluarga mereka.
India telah dilanda hujan deras sejak awal musim di bulan Juni. Banjir serta tanah longsor yang dipicunya telah menewaskan banyak orang.
Hujan muson sangat penting untuk mengisi kembali sungai dan air tanah di India, tetapi banjir juga menyebabkan kerusakan meluas setiap tahun.
Para ahli mengatakan bahwa perubahan iklim meningkatkan jumlah peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia, dengan proyek-proyek pembendungan, penggundulan hutan, dan pembangunan di India memperburuk jumlah korban manusia.
Baca juga: 6 Jenazah Ditemukan di Lokasi Longsor India, Korban Tewas Jadi 22 Orang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
