Namun tahun ini, hampir tidak ada salju tersisa di pegunungan tersebut. Warna lereng-lereng kini menjadi cokelat dan gundul, bukan lagi putih. Hal ini merupakan dampak nyata dari cuaca ekstrem yang diakibatkan pemanasan global yang cepat, menurut para ahli.
Kurangnya salju tidak hanya merugikan industri ski, namun juga berdampak serius pada sektor pertanian yang merupakan pilar ekonomi Kashmir India.
Gulmarg, yang pada Januari biasanya ramai dikunjungi ribuan wisatawan ski, kini menjadi sunyi. Pemesanan hotel turun tajam hingga 75 persen. Sementara itu, para pemandu wisata serta pengemudi skuter hanya bisa duduk menunggu sambil berharap salju turun.
"Selama 20 tahun saya bekerja di sini, ini adalah pertama kalinya saya tidak melihat salju di Gulmarg di bulan Januari," kata Majeed Bakshi, salah satu pemilik layanan heli ski untuk wisatawan, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin, 22 Januari 2024.
Sementara itu, para ilmuwan iklim memperingatkan bahwa musim kemarau saat ini termasuk dalam peristiwa cuaca ekstrem.
"Musim kering saat ini adalah peristiwa cuaca ekstrem – yang diperkirakan akan menjadi lebih intens dan sering terjadi di masa depan," kata ilmuwan iklim Shakil Romshoo dari Universitas Sains dan Teknologi Islam di Kashmir.
Di Gulmarg, yang terletak di ketinggian 2.650 meter, cuaca yang lebih hangat dan kurangnya hujan salju telah merugikan sektor pariwisata dan pertanian.
Cuaca Ekstrem
Kashmir mencatat sedikit hujan, dan suhu sekitar enam derajat Celcius lebih tinggi dari biasanya sejak musim gugur tahun lalu, menurut pejabat meteorologi. Bulan lalu, curah hujan di Kashmir turun 80 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.Gulmarg menerima beberapa hujan salju, tetapi segera mencair.
Kementerian Ilmu Pengetahuan Bumi India menyatakan dalam laporan tahun 2020 mereka bahwa Himalaya dan Kashmir dianggap sangat rentan terhadap pemanasan suhu.
Baru-baru ini, Organisasi Meteorologi Dunia PBB mengumumkan bahwa suhu rata-rata global tahunan pada tahun 2023 meningkat sebesar 1,45 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri (1850 hingga 1900). Tahun tersebut merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat.
Sembilan tahun terpanas yang tercatat, terjadi dalam sembilan tahun terakhir.
Dampaknya terlihat jelas di Kashmir. Pemandangan Gulmarg yang berbentuk mangkuk, yang menjadi favorit wisatawan karena salju di musim dingin dan padang bunga di musim semi, kini berubah menjadi coklat dan suram.
Pertanian di Kashmir
Pemberontakan di Kashmir yang telah berlangsung selama beberapa dekade telah menewaskan banyak orang, tetapi India berupaya meningkatkan pariwisata domestik di wilayah ini.Namun, kurangnya salju di Gulmarg telah memukul pariwisata, dengan pemesanan hotel merosot tajam.
Pencairan salju biasanya membantu menyegarkan kembali sungai-sungai yang biasanya penuh air. Namun minggu ini, pihak berwenang di Kashmir memperingatkan akan kekurangan air dan risiko kebakaran hutan, karena banyak kawasan hutan yang menjadi kering.
Petani padi yang membutuhkan banyak air untuk sawahnya sudah mulai beralih ke buah-buahan.
Namun tanaman tersebut juga berisiko, karena musim kemarau dan sinar matahari berarti beberapa pohon sudah berbunga, mekar lebih dari dua bulan lebih awal. (Atika Pusagawanti)
Baca juga: Peningkatan Suhu Bumi Harus Segera Diantisipasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News