Warga Korea Utara diperiksa suhu tubuh di tengah wabah covid-19. Foto: AFP
Warga Korea Utara diperiksa suhu tubuh di tengah wabah covid-19. Foto: AFP

WHO Sebut Wabah Covid-19 di Korea Utara Kemungkinan Memburuk

Fajar Nugraha • 02 Juni 2022 06:40
Jenewa: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyesalkan bahwa mereka tidak memiliki akses ke data tentang wabah covid-19 Korea Utara (Korut). Tetapi pada 1 Juni 2022, WHO menganggap krisis itu semakin dalam, bertentangan dengan laporan ‘kemajuan’ dari Pyongyang.
 
Korea Utara, yang mengumumkan kasus virus korona pertamanya pada 12 Mei, mengatakan pekan lalu wabah covid-19 telah dikendalikan, dengan media pemerintah melaporkan penurunan beban kasus.
 
Tetapi Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mempertanyakan klaim itu.

"Kami berasumsi bahwa situasinya semakin buruk bukan lebih baik," katanya kepada wartawan, meskipun mengakui bahwa negara totaliter yang tertutup itu hanya memberikan informasi yang sangat terbatas.
 
"Saat ini kami tidak dalam posisi untuk membuat penilaian risiko yang memadai dari situasi di lapangan," kata Ryan, seperti dikutip AFP, Kamis 2 Juni 2022.
 
“Ini menunjukkan bahwa sangat, sangat sulit untuk memberikan analisis yang tepat kepada dunia ketika kami tidak memiliki akses ke data yang diperlukan,” imbuhnya.
 
Maria Van Kerkhove, pemimpin WHO untuk Covid-19 sementara itu mengatakan, Korut telah mendaftarkan sekitar 3,7 juta kasus dugaan covid-19, meskipun akun resmi hanya menyebutkan kasus "demam".
 
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah melaporkan Jumat lalu bahwa beban kasus telah turun selama tujuh hari berturut-turut, dengan hanya lebih dari 100.000 kasus ‘demam’ baru dalam 24 jam, turun dari 390.000 kasus harian pada awal Mei.
 
KCNA juga melaporkan satu kematian lagi pada Jumat - menjadikan jumlah korban resmi menjadi 69 - dan mengklaim tingkat kematian tetap 0,002 persen.
 
"Ada banyak pemulihan yang telah dilaporkan, tetapi ada informasi terbatas yang kami dapatkan dari negara saat ini," kata Van Kerkhove.
 
Korea Utara, yang memiliki salah satu sistem kesehatan terburuk di dunia, belum memvaksinasi salah satu dari sekitar 25 juta orangnya, setelah menolak suntikan yang ditawarkan oleh WHO.
 
Ryan menekankan pentingnya mengekang wabah di negara miskin itu.
 
"Kami telah menawarkan bantuan dalam beberapa kesempatan. Kami telah menawarkan vaksin pada tiga kesempatan terpisah. Kami terus menawarkan," ucapnya.
 
Dia mengatakan badan kesehatan PBB bekerja dengan Tiongkok dan Korea Selatan dalam upaya untuk mendapatkan bantuan. WHO pun memuji "sikap yang sangat positif untuk mencoba menangani masalah kolektif ini".
 
WHO telah berulang kali memperingatkan agar tidak membiarkan virus yang menyebabkan covid-19 menyebar tanpa terkendali, antara lain karena kemungkinan besar akan bermutasi dan menghasilkan varian baru yang berpotensi lebih berbahaya.
 
"Kami tidak ingin melihat penularan penyakit ini secara intens pada populasi yang rentan, dalam sistem kesehatan yang telah melemah," kata Ryan.
 
"Ini tidak baik untuk rakyat (Korea Utara). Ini tidak baik untuk kawasan. Ini tidak baik untuk dunia,” pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan