Warga Korea Selatan memprotes darurat militer di depan gedung parlemen di Seoul. (AFP)
Warga Korea Selatan memprotes darurat militer di depan gedung parlemen di Seoul. (AFP)

Jenderal yang Tangani Darurat Militer Korea Selatan Ditangkap

Marcheilla Ariesta • 17 Desember 2024 19:18

Seoul: Jenderal Park An-su yang bertugas sebagai komandan darurat militer di Korea Selatan bulan ini, ditangkap pada Selasa, 17 Desember 2024. Ia menjadi orang kelima yang ditahan karena darurat militer yang berjalan singkat tersebut.

Park adalah kepala staf angkatan darat yang menjabat sebagai komandan darurat militer setelah Presiden Yoon Suk-yeol memberlakukan darurat militer pada 3 Desember. Kementerian Pertahanan menskors Park dari tugasnya setelah ia mengajukan pengunduran diri.

“Pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk komandan tersebut atas tuduhan memainkan peran kunci dalam pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan,” menurut kantor berita Yonhap.

Pihak berwenang sejauh ini telah menangkap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun, Letnan Jenderal Yeo In-hyung kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, Letnan Jenderal Kwak Jong-keun kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat, dan Letnan Jenderal Lee Jin-woo, kepala Komando Pertahanan Ibu Kota.

Beberapa perwira militer lainnya telah diskors dari tugas mereka.

Park hanya menjabat beberapa jam sebagai kepala komando darurat militer Yoon, yang dibubarkan ketika anggota parlemen membatalkan keputusan presiden.

Ia telah mengeluarkan perintah yang melarang semua aktivitas politik, termasuk pertemuan oleh parlemen serta kontrol atas media.

Pemakzulan Yoon Suk-yeol

Yoon dimakzulkan oleh Majelis Nasional pada Sabtu dan akan menghadapi sidang pertama oleh Mahkamah Konstitusi pada 27 Desember.

Ia tetap diskors dari tugasnya sampai pengadilan tinggi memutuskan mosi pemakzulan. Sementara Perdana Menteri Han Duck-soo menjabat sebagai penjabat presiden.

Pengadilan mungkin memerlukan waktu hingga enam bulan. Kekuasaan Yoon dapat dipulihkan jika pengadilan tinggi memutuskan untuk tidak melakukan pemakzulan.

Secara terpisah, ia menghadapi kasus pengkhianatan dan pemberontakan yang dapat mengakibatkan penangkapan.

Namun, pemimpin berusia 63 tahun yang tengah berjuang itu telah menentang panggilan untuk hadir di hadapan tim investigasi gabungan pada Rabu.

Yoon dipanggil oleh tim polisi, Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) dan unit investigasi Kementerian Pertahanan, untuk diperiksa atas dugaan pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan.

Namun, pejabat di kediaman presiden mengembalikan panggilan tersebut. Pada Minggu, Yoon menolak menghadiri sidang terpisah yang diadakan oleh kantor kejaksaan.

"Begitu panggilan tiba, kami menganggapnya sebagai orang yang dimaksud mengetahui terlepas dari apakah mereka menerimanya atau tidak," kata seorang pejabat polisi.

Tim penyidik ??pada Selasa ini menggerebek kantor presiden, kali kedua dalam seminggu. Namun, kantor Yoon memblokir pintu masuk untuk mereka.
 
Baca juga: 
Merasa Bertanggung Jawab atas Darurat Militer, Ketua Partai Berkuasa Korsel Resign


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan