Martin Lee, satu dari 15 aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang ditangkap polisi pada Sabtu 18 April 2020. (Foto: Isaac Lawrence/AFP/Getty)
Martin Lee, satu dari 15 aktivis pro-demokrasi Hong Kong yang ditangkap polisi pada Sabtu 18 April 2020. (Foto: Isaac Lawrence/AFP/Getty)

Polisi Hong Kong Tangkap 15 Aktivis Demokrasi

Arpan Rahman • 19 April 2020 16:05
Hong Kong: Kepolisian Hong Kong menangkap 15 aktivis demokrasi terbama atas tudingan menggelar perkumpulan ilegal pada Sabtu 18 April. Penangkapan terjadi hanya beberapa jam usai perwakilan Tiongkok menegaskan bahwa Beijing bisa mengintervensi urusan lokal di kota semi-otonom tersebut.
 
Belasan aktivis yang ditangkap meliputi taipan media Jimmy Lai dan Martin Lee, pendiri Partai Demokratik Taiwan. Ini merupakan penangkapan terbesar terhadap aktivis pro-demokrasi di Hong Kong sejak unjuk rasa mengguncang wilayah tersebut sejak Juni 2019.
 
Tokoh lain yang ditangkap adalah pengacara Albert Ho, aktivis hak buruh Lee Cheuk-yan, mantan anggota legislatif Leung Kwok-hung dan Au Nok-hin, dan juga Figo Chan dari Front Hak Asasi Manusia Sipil Taiwan.

Dikutip dari Sunday Express, Minggu 19 April 2020, 15 aktivis itu ditangkap atas tuduhan ikut serta dalam tiga aksi protes ilegal pada 18 Agustus, 1 Oktober, dan 20 Oktober tahun lalu.
 
Sekelompok anggota parlemen Hong Kong menilai penangkapan tersebut sebagai upaya membungkam gerakan demokrasi. Beijing juga dituduh berusaha melakukan teror terhadap kubu oposisi Hong Kong menjelang pemilihan umum legislatif pada September mendatang.
 
Johnny Lau, seorang pengamat veteran mengenai isu-isu Tiongkok, menuduh Negeri Tirai Bambu sedang berusaha menghantam Hong Kong saat perhatian dunia tertuju pada pandemi covid-19.
 
"Di mata (Presiden Tiongkok) Xi Jinping, saat ini adalah kesempatan untuk menyerukan narasinya," ucap Johnny. "Jika negara-negara asing berpura-pura tidak melihat dan gagal membendung (kekuatan Tiongkok), maka mereka juga akan menderita," lanjutnya.
 
Pemilu legislatif Hong Kong pada September mendatang akan menjadi pemungutan suara terbesar sejak pemilihan Dewan Distrik tahun lalu.
 
Sebelum pemilu tahun lalu, total 331 kursi dari 18 Dewan Distrik Hong Kong dikuasai kandidat pro-Tiongkok, sedangkan 124 lainnya oleh politisi pro-Demokrasi.
 
Setelah pemilu, kondisinya berbalik, karena mayoritas 388 kursi diduduki politisi pro-demokrasi, dan hanya 89 yang diduduki toko berhaluan Tiongkok.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan